Jumat, 20 September 2013

RPP SMK Kelas X



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

A.  Identitas Sekolah
Sekolah                            : SMK-YPSEI PALANGKARAYA
Mata Pelajaran                 : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester                 : X/I
Pertemuan Ke                  : 1 (Satu)
Alokasi Waktu                 : 2 x 45 menit

B.  Standar Kompetensi
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat semenjana

C.  Kompetensi Dasar
1.1 Menyimak untuk memahami lafal, tekanan,intonasi dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.

D.  Indikator
No.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai Budaya dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif
1.       
Menjelaskan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda

Kerja Keras
Tanggung Jawab
Komunikatif
Kepemimpinan
2.       
Membuat contoh lafal, tekanan, intonasi, dan jeda

E.  Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1.      Menjelaskan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
2.      Membuat contoh lafal, tekanan, intonasi, dan jeda




F.   Materi Pembelajaran
A.  Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
1. Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, secara umum fonem vokal dalam bahasa Indonesia dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran, walaupun penulisannya hanya lima. Delapan bunyi ujaran itu adalah (a, i, u, e, ə, ε, o,)
Misalnya:
fonem / a / dilafalkan [ a ]
fonem / i / dilafalkan [ i ]
fonem / u / dilafalkan [u ]
fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ] , [ ə ] atau e lemah, dan [ε] atau e lebar.
Contoh pemakaian katanya;
lafal [ e ] pada kata < sate >
lafal [ə ] pada kata < pəsan >
lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k >
fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar.
Contoh pemakaian katanya:
lafal [ o ] pada kata [ orang ]
lafal [o ] pada kata [ p h n ], saat mengucapkannya bibir lebih maju dan bundar.

Lafal sering dipengaruhi oleh bahasa daerah mengingat pemakai bahasa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa daerah ini merupakan bahasa Ibu yang sulit untuk dihilangkan sehingga saat menggunakan bahasa Indonesia sering dalam pengucapan diwarnai oleh unsur bahasa daerahnya. Contoh: Kata <apa> diucapkan oleh orang Betawi menjadi <ape>,
Kata <pohon> diucapkan oleh orang Tapanuli <pu’un>.
 kata <benar> diucapkan orang Batak menjadi <bεnar>, atau
di Jawa khusunya daerah Jawa Tengah pengucapan huruf b sering diiringi
dengan bunyi /m / misalnya, <Bali> menjadi [mBali], <besok> menjadi
{mbesok] dan sebagainya.
Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini.
rabu --------- reb
kamis ------- kemis
kerbau ------ kebo, dan lain sebagainya.

Secara umum setiap pelajar dapat melafalkan abjad dengan benar, namun ada pelafalan beberapa huruf yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering dipengaruhi oleh lafal bahasa asing atau bahasa Inggris.
Contoh:
-- huruf c dilafalkan ce bukan se,
-- huruf g dilafalkan ge bukan ji
-- huruf q dilafalkan ki bukan kyu
-- huruf v dilafalkan fe bukan fi
-- huruf x dilafalkan eks bukan ek
-- huruf y dilafalkan ye bukan ey
Jadi :    Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]
Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]
2. Tekanan
Tekanan adalah gejala yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah suku kata atau kata. Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan.
Tekanan hanya menunjukkan sesuatu kata atau frasa yang ditonjolkan atau dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar. Tekanan tertentu pada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud pembicara. Biasanya tekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah sebagai bagian dari ciri bahasa lisan.
Contoh penggunaan pola tekanan:
1. Adi membeli novel di toko buku.
    (yang membeli novel Adi, bukan orang lain)
2. Adi membeli novel di toko buku.
    (Adi membeli novel, bukan membaca)
3. Adi membeli novel di toko buku.
    (yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)
4. Adi membeli novel di toko buku.
    (Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)
3.    Intonasi
Intonasi  ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Penggunaan intonasi menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi, sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.
Contoh:
- Mereka sudah pergi.
- Mereka sudah pergi? Kapan?
4. Jeda
Jeda adalah penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan. Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan.
Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
     (yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
     (yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
     (yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)



G. Metode Pembelajaran     
Pendekatan     : Kontekstual
Metode            : Tanya Jawab
Model               : Talking Stick

H.  Langkah-langkah Pembelajaran
No.
Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Nilai Budaya dan Karakter Bangsa
1.     
Kegiatan Awal
a.     Guru mengucapkan salam
b.     Guru mengecek daftar hadir
c.     Guru menyampaikan SK, KD, dan tujuan Pembelajaran.
d.    Guru menyampaikan Apersepsi (untuk memotivasi)
15 menit
Bersahabat/ komunikatif
2.     
Kegiatan Inti
I.  Eksplorasi
a. Guru menyiapkan tongkat
II. Elaborasi
a.    Guru menyampakan materi yang akan di pelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada  siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
b.    Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajari, siswa menutup bukunya.
c.    Guru mengambil tongkat dan memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian siswa dapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

III. Konfirmasi
a.     Guru dan murid melakukan tanya jawab
b.     Guru dan siswa memberikan kesimpulan
60 menit



Komunikatif

Tanggung  jawab


percaya diri

Bersahabat

jujur

3.     
Kegiatan Akhir
a.     Guru memberikan evaluasi
b.     Guru mengakhiri kegiatan dengan menutup salam
15 menit

Mandiri
Tanggung Jawab
Religius

I.     Sumber Alat dan Bahan Belajar
Sumber Belajar    : Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk SMK Kelas X
Alat dan Bahan    : Laptop, LCD, Tongkat

J.    Penilaian
Jenis Tagihan                    : Tugas individu
Bentuk Instrumen                        : Pilihan Ganda dan Uraian Bebas
KKM                                : 70

K.      Evaluasi
a.      Soal Pilihan Ganda
1.      Yang merupakan huruf vokal di bawah ini adalah
a.       A                                                  c. Z
b.      N                                                  d. M
2.      Yang merupakan konsonan di bawah ini adalah
a.       E                                                    c. O
b.      I                                                     d. Q
3.      Ada berapahuruf vokal dalam bahasa Indonesia?
a.       4                                                    c. 6
b.      5                                                    d. 7
4.      Pengucapan kata MTQ yang benar adalah
a.       Em-te-kyu                                     c. Em-te-ki
b.      Em-ti-qi                                         d. Im-ti-kyu


5.      Pengucapan huruf  X yang benar adalah
a.       Ex                                                  c. Eks
b.      Exs                                                d. Ek


b.Soal Esai
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Jelaskan beberapa pengertian di bawah ini!
a.       Lafal                                              c.  Intonasi
b.      Tekanan                                         d.  Jeda
2.      Berikan masing-masing contoh penggunaan dari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda!


Kunci Jawaban
a.      Kunci  Pilihan Ganda
1. A
2. D
3. B
4. C
5. C

b.      Kunci Jawaban Esai
1.      Pengertian lafal, tekanan, intonasi, dan jeda tersebut adalah sebagai berikut.
·         Lafal merupakan adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa   mengucapkan bunyi-bunyi bahasa,
·         Tekanan adalah panjang-pendek, tinggi-rendah, atau keras lembutnya pengucapan.
·         Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat.
·         Jeda adalah penghentian atau kesenyapan yang secara tertulis ditandai oleh spasi, garis miring (/), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua(:), tanda hubung (-), tanda pisah (–).
2.      Berikut contoh dari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda!
a)    Lafal contohnya: Kata <apa> diucapkan oleh orang Betawi menjadi <ape>,
b)   Tekanan contohnya: Adi membeli novel di toko buku.
   (yang membeli novel Adi, bukan orang lain)
Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel, bukan membaca)
c)    Intonasi contohnya: Mereka sudah pergi? Kapan?
d)   Jeda contohnya: Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
                                             (yang sakit dokter Joko Susanto)


Pedoman Penskoran
a.      Pedoman Penskoran Pilihan Ganda
No.
Aspek yang dinilai

Skor

1.

a.     Siswa dapat menjawab 5 soal pilihan ganda
b.     Siswa dapat menjawab 4 soal pilihan ganda
c.     Siswa dapat menjawab 3 soal pilihan ganda
d.    Siswa dapat menjawab 2 soal pilihan ganda
e.     Siswa dapat menjawab 1 soal pilihan ganda
f.      Siswa Tidak dapat menjawab seluruh soal pilihan ganda
50
40
30
20
10
0
Jumlah
50


a.      Pedoman Penskoran Esai
No.
Aspek yang dinilai

Skor

1.      
a.     Siswa dapat menjalaskan keempat pengertian tersebut
b.     Siswa dapat menjalaskan tiga pengertian tersebut
c.     Siswa dapat menjalaskan dua pengertian tersebut
d.    Siwa dapat menjelaskan satu pengertian terebut
e.     Siswa tidak dapat menjelaskan semua pengertian tersebut

25
20
15
10
0

a.     Siswa dapat memberikan 4 contoh tersebut
b.     Siswa dapat memberikan 3 contoh tersebut
c.     Siswa dapat memberikan 2 contoh tersebut
d.    Siswa dapat memberikan 1 contoh tersebut
e.     Siswa tidak dapat memberikan contoh tersebut
25
20
15
10
0
Jumlah
50

Rentang Skor            : 1-100
Skor Maksimal            : 100
Soal Pilihan Ganda     : 50
Soal Esai                     : 50

                            Skor Perolehan
Nilai Akhir =                                     x 100
                            Skor Maksimal














                                                                                        Palangkaraya,    Oktober 2013
                                                                                        Praktikan,



                                                                                                    Edi Susilo
                                                                                                  AAB 110021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar