Sabtu, 31 Januari 2015

MAKALAH PEMEROLEHAN BAHASA



                                                                   Pemerolehan Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menajubkan terlebih dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa ada pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak atau bayi. Seorang bayi hanya akan merespon ujaran-ujaran yang sering didengarnya dari lingkungan sekitar terlebih adalah ujaran ibuya yang sangat sering didengar oleh anak tersebut.
Seorang manusia tidak hanya dapat memiliki satu bahasa saja melainkan seseorang bisa meperoleh dua sampai empat bahasa tergantung dengan lingkungan sosiall dan tiangkat kognitif yang dimiliki oleh orang tersebut.
Pada pemerolehan bahasa kita mengenal beberapa tahapan pemerolehan bahasa itu sendiri, pemerolehan bahasa pertama itu didapatkan seorang bayi secara langsung dari ibuya atau lingkungan yang dekat dengan bayi tersebut, sedangkan jika pada pemerolehan bahasa kedua dan seterusnya itu didapatkan seseorang dengan melalui proses pembelajaran.
Dengan teori pemerolehan bahasa kita ingin mengetahui serta mengetengahkan teori yang memudahkan anak-anak belajar. Ketiga syarat ini menentukan atau memberi kerangka bagi telaah pemerolehan bahasa. Suatu kerangka yang di dalamnya sudut pandang kaum empiris dan kaum rasiomalis dalam menemui ekspresi dan perasannya.
Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan perkataan lain setiap anak yang normal atau pertumbuhan yang wajar, memperoleh suatu bahasa yaitu bahasa pertama atau bahasa asli, bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupan di dunia ini. Walaupun tidak disangkal adanya kekecualian misalnya secara fisiologis ataupun alasan-alasan lain. Peranan pemerolehan bahasa pertama merupakan sesuatu yang negative terhadap pemerolehan bahasa kedua. Dengan perkataan lain, pemerolehan bahasa pertama mendapat andil untuk turut campur tangan dalam belajar pemerolehan bahasa kedua, seperti adanya ciri-ciri pemerolehan bahasa pertama yang ditransfer ke dalam pemerolehan bahasa kedua.
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa merupakan proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis,fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa.
Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba. Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Sedangkan penertian lain perolehan bahasa yaitu, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi mesin/motor, sosial, dan kognitif pra-linguistik.
Contoh pemerolehan bahasa misalnya seperti yang dialami anak-anak sejak bayi dalam menguasai bahasa pertama (pemerolehan B1) atau seseorang yang tinggal dan bergaul dalam masyarakat yang berbahasa lain/asing melalui pergaulan. Dari pergaulan inilah akhirnya dia menguasai bahasa tersebut (pemerolehan B2).
Ciri-ciri pemerolehan bahasa pada anak (pemerolehan B1) adalah:
1.        Berlangsungnya secara bertahap, berkesinambungan, tidak sekaligus, semakin lama semakin sempurna.
2.        Berkembang sejalan dengan perkembangan kognitif, daya pikir, daya nalar anak. Pada saat daya pikir anak mulai sempurna maka kemampuan berbahasa pertamanya itu juga mulai sempurna.
3.        Erat pula hubungannya dengan perkembangan sosial anak karena bahasa digunakan dalam rangka komunikasi sosial.
4.        Urutan pengenalan dan penguasaan keterampilan berbahasanya adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Dalam melaksanakan pemerolehan bahasa pertama itu terbukti ada beberapa strategi pelaksanaan yang digunakan anak-anak, yaitu:
1.        Strategi Peniruan (imitasi)
Apa yang dikatakan anak-anak dan bagaimana mengatakannya, serta pemerolehan-pemerolehan bahasa lainnya. Semua itu dimulai dengan peniruan-peniruan terhadap contoh-contoh yang ada disekitarnya.
2.        Strategi Produktivitas
Dengan perbendaharaan bahasa yang sudah dimiliki, anak berusaha mengguanakannya sebanyak mungkin. Strategi ini dapat juga disebut strategi praktik.
3.        Strategi Umpan Balik
Setiap kali anak menghasilkan ujaran, dia akan memperhatikan reaksi atau respon orang: diterima, ditolak, diperbaiki dan sebagainya. Reaksi oarang ini akan dijadikan anak sebagai umpan balik bagi ujaran berikutnya.
4.        Startegi Prinsip Operasi
Strategi operasi berarti dalam mempelajari dan menggunakan bahasa anak secara tidak sadar menerapkan sejumlah prinsip operasi pemakaian bahasa seperti hindari kekecualian dan hindari pengaturan kembali.
Dalam bahasa manapun selalu ada kekecualian atau hal-hal yang tak beraturan. Anak-anak biasanya tidak menghiraukan kekecualian ini karena dia hanya berpedoman kepada aturan umum. Misalnya “belajar” untuk “belajar” karana anak tahu biasanya awalan ber- di depan kata dasar tetap ber-.
Seperti sudah dikemukakan bahwa para ahli dibidang psikolinguistik, yang antara lain meneliti bagaimana manusia memperoleh atau mempelajari bahasa, telah mengemukaan beberapa teori pembelajaran atau pemerolehan bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Dua diantara teori-teori tersebut yang paling menonjol dan sering dipertentangkan adalah teori behavioris dan teori mentalis.

2.2 Teori Behavioris
Teori ini dimotori oleh B.F Skinner dengan bukunya Verbal Behavior (1957). Teori ini didasarkan pada teori belajar stimulus-repon (S-R). Berikut ini beberapa catatan pengenai teori pembelajaran atau pemerolehan bahasa menurut teori behavioris.
1.        Teori belajar behavioris ini bersifat empiris, didasarkan pada data yang dapat diamati.
2.        Kaum behavioaris menganggap bahwa:
-          Proses belajar pada manusia sama dengan proses belajar pada binatang.
-          Manusia tidak mempunyai potensi bawaan untuk belajar bahasa.
-          Pikiran anak merupakan tabula rasa yang akan diisi dengan asosiasi S-R.
-          Semua prilaku merupakan respon terhadap stimulus dan perilaku terbentuk dalam rangkaian asosiatif.
3.        Balajar bagi kaum behavioris adalah pembentukan hubungan asosiatif antara stimulus dan respon yang berulang-ulang sehingga terbentuk kebiasaan.
Pembentukan kebiasaan ini disebut pengkondisian.
4.        Pengkondisian  selalu disertai ganjaran sebagai penguatan asosiasi antara S-R.
5.        Bahasa adalah perilaku manusia yang kompleks diantara perilaku-perilaku lain.
6.        Anak menguasai bahasa melalui peniruan.
7.        Perkembangan bahasa seseorang ditentukan oleh frekuensi dan intensitas latihan yang disodorkan.
Karena itu, latian tubian sangat penting dalam pembelajaran bahasa behavioristik. Pemerolehan bahasa seolh secara disuapi.

2.3 Teori Mentalis
Teori ini dimotori oleh Noam Chomsky (1959) dengan membahas dan menyerang pendapat skinner. Berikut ini beberapa catatan mengenai teori pembelajaran dan pemerolehan bahasa menurut teori mentalis.
1.        Bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia.
2.        Perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan.
3.        Pemerolehan bahasa berlangsung secara alami.
4.      Pola perkembangan bahasa sama pada berbagai macam bahasa dan budaya. Lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam pemerolehan bahasa.
5.      Anak (setiap orang) sudah dibekali apa yang disebut piranti penguasaan bahasa ‘Language Acquisition Device (LAD)’ sebagai bawaan dari lahir yang antara lain meliputi:
-          Kemampuan membedakan bunyi bahasa dengan bahasa-bahasa lain;
-          Kemampuan menyusun bahasa menjadi sistem struktur;
-          Pengetahuan yang mungkin dan tidak mungkin diterima dalam sistem linguistik.
6.        Aliran mentalis tidak setuju menyamakan proses belajar pada manusia dengan yang terjadi pada binatang. Manusia memiliki akal dan pikiran yang kompleks. Binatang mempuyai naluri.
7.        Belajar bahasa tidak hanya sekedar latihan-latihan mekanis seperti yang ditonjolkan teori behavioris, melainkan lebih kompleks dari itu.
8.        Ada beberapa teori  yang tergolong aliran mentalis ini, misalnya:
-          Teori Tatabahasa Universal
-          Teori Monitor
-          Teori Kognitif.
Seperti sudah dikemukakan bahwa teori behavioris dan teori mentalis merupakan dua teori belajar bahasa yang dalam banyak han bertentangan sehingga membentuk dua kubu tempat berhimpun masing-masing pengikutnya. Dalam situasi seperti ini biasanya selalu muncul teori-teori lain yang mencoba menjembatani atau mencari jalan tengah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemerolehan bahasa anak merupakan salah satu proses yang dilakukan, baik secara sengaja maupun secara tidak disengaja, bahkan tidak disengaja sama sekai. Mengenai pemrolehan bahasa ini terdapat beberapa pengertian. Pengertian yang satu mengatakan bahwa pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba atau mendadak. Pemerolehan bahasa pertama adalah apabila seseorang memperoleh bahasa yang semula tanpa bahasa.



3 komentar: