Selasa, 03 Februari 2015

Angkatan Pujangga Baru



Ø  Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam angkatan Pujangga Baru adalah

1.    Sutan Takdir Alisyahbana
Sutan Takdir Alisyahbana adalah motor dan pejuang gerakan Pujangga Baru. Dia dilahirkan di Natal, Tapanuli Selatan, pada tanggal 11 Februari 1908. Buku pertamanya adalah Tak Putus Dirundung Malang yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, tempat dia bekerja.
Mula-mula Sutan Takdir Alisyahbana bersekolah di HIS Bangkahulu, kemudian melanjutkan ke Kweekschool di Muara Enim, dan HBS di Bandung. Setelah itu, ia melanjutkan keperguruan tinggi, yaitu RHS (Recht Hoge School) di Jakarta. Pada tahun 1942 Sutan Takdir Alisyahbana mendapat gelar Master in de rechten (sarjana hukum). Selain itu, ia mengikuti kuliah tentang ilmu bahasa umum, kebudayaan Asia, dan Filsafat.
Peranan Sutan Takdir Alisyahbana dalam bidang sastra, bahasa dan budaya sangat besar. Ia telah menulis beberapa judul buku yang berhubungan dalam ketiga bidang tersebut. Kiprahnya di dunia sastra dimulai dengan tulisan Tak Putus Dirundung Malang (1929). Disusul dengan karyanya  yaitu Dian Tak Kunjung Padam (1932), Layar Terkembang ( 1936), Anak Perawan Di Sarang Penyamun (1941), Grota Azzura (1970), tebaran Mega, Kalah danMenang (1978), Puisi Lama (1941), dan Puisi Baru (1946).Karyanya yang lain yang bukan berupa karya sastra adalah Tatabahasa Bahasa Indonesia (1936), Pembimbing ke filsafat (1946) dan lain-lain.
Salah satu karyanya yang mendapat sorotan masyarakat dan para peminat sastra yaitu Layar Terkembang. Novel ini telah mengalami cetak ulang beberapa kali. Selain itu, Layar Terkembang merupakan cerminan cita-citanya. Dalam novel ini Takdir menuangkan gagasan dalam memajukan masyarakat, terutama memajukan  peranan kaum wanita. Cita-cita Takdir digambarkan melalui tokoh Tuti sabagai wanita Indonesia yang berpikiran maju dan aktif dalam pergerakan wanita. Layar terkembang  merupakan puncak karya sastra Pujangga Baru.

           2.    Amir Hamzah
Amir Hamzah dilahirkan pada tanggal 28Februari 1911 di Langkat Hulu, Sumatera Utara. Ia putra dari tengku  Muhammad Adil yang menjadi pangeran, wakil sultan, di Binjai. Mula-mula Ia bersekolah di HIS kemudian MULO di Medan, yang kemudian pindak ke MULO Jakarta. Sebelum menamatkan sekolahnya itu, ia dipanggil oleh pamannya dan dinikahkan dengan Tengku Putri Kamaliah, putri Sultan Langkat. Terpaksa ia meninggalkan sekolahnya dan kekasihnya. Karena peristiwa itu, ia merasa sunyi dan sepi. Keunyian dan kesepiannya itu tertuang dalam kumpulan sajaknya Nyanyi Sunyi.
Di Langkat, Amir Hamzah menjadi hulu negeri. Ketika terjadi revolusi sosial tahun 1946, ia diculik dan dibunuh beserta sejumlah keluarga Kesultanan Langkat lainnya. Oleh pemerintah, Amir Hamzah diangkat sebagai pahlawan nasional.
Amir Hamzah tergolong penyair religius (karya-karyanya bersifat keagamaan) yang produktif. Karangan-karangan Amir Hamzah yang tersebar di berbagai majalah dikumpulkan oleh H.B Jassin dengan judul Amir Hamzah Raja Penyair Pujangga Baru (1963).
Karya Amir Hamzah kebanyakan berupa kumpulan sajak. Karya-karyanya, antara lain:
1.    Nyanyi Sunyi (1937)
2.    Buah Rindu (1947)
3.    Setanggi Timur (1939)
4.    Sastra Melayu Lama dengan Tokoh-Tokohnya (1941)

            3.    Armijn Pane
Sanusi Pane lahir di Muara Sipongi pada tanggal 18 Agustus 1908. Mula-mula ia bersekolah di HIS Sibolga dab Tanjungbalai, kemudian ke europeesche Lagere School (ELS) di Sibolga dan Bukittinggi. Pada tahun 1923 ia melanjutkan sekolah ke STOVIA di Jakarta, dan pada tahun 1927 pindah ke NIAS di Surabaya. Karena keingginannya untuk mendalami bahasa dan sastra terlalu besar, ia kemudian pindah sekolah ke AMS Solo. Setelah itu, ia bekerja di perusahaan surat kabar di Jakarta dan Surabaya, dan menjadi guru bahasa dan sejarah pada sekolah kebangsaan di Kediri dan Jakarta. Pada tahun 1933, Armijn Pane bersama STA dan Amir Hamzah menerbitkan majalah Pujangga Baru.
Armijn Pane banyak menulis sajak, cerpen, roman, dan drama yang dimumat dalam berbagai majalah, terutama majalah Pujangga Baru. Dalam bidang karang-mengarang, Armijn Pane bisa menggunakan nama samaran Adinata, A. Jiwa, A. Mada, A. Panji, Empe, Karnoto.
Karyanya yang dinilai paling berhasil adalah romannya yang berjudul Belenggu (1940). Roman ini menceritakan kehidupan rumah tangga seorang dokter yang kurang harmonis karena antara suami dan istri tidak mau saling mengerti kepentingan pasangan hidupnya sehingga masing-masing berusaha. Mencari kepuasan di luar rumah.
Karya-karya Armijn Pane yang lain:
1.    Kisah Antara Manusia (kumpulan cerpen, 1953)
2.    Jinak-Jinak Merpati (kumpulan andiwara, 1954)
3.    Gemelan Jiwa (kumpulan sajak, 1960)

Karya-karya terjemahannya:
1.    Habis Gelap Terbitlah Terang (terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht, 1938)
2.    Ratna (saduran drama Nora karya Ibsen, 1943)

Ø  Sinopsis

Keberadaan Angkatan Pujanga Baru tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya majalah Pujangga Baru. Sekitar tahun 1920-an di Indonesia sudah terbit beberapa majalah, seperti Sri Pustaka, Panji Pustaka, dan Jong Sumatra. Majalah-majalah tersebut yang memuat karangan-karangan berupa cerita, sajak dan karangan-karangan tentang sastra. Namun demikian, belum terbit majalah yang khusus memuat artikel-artikel tentang tentang kebudayaan dan kesusastraan. Oleh karena itu, timbul keinginan para pengarang untuk menerbitkan majalah khusus kebudayaan dan kesusastraan. Keinginan tersebut baru terwujud pada tanggal 21 Juli 1933, yaitu dengan terbitnya nomor pertama majalah pujangga baru. Tokoh-tokoh pendiri majalah tersebut adalah Armijn Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisyahbana.

1 komentar: