Minggu, 01 Februari 2015

BAHASA

               1. Awal Mula Timbulnya Bahasa
Awal mula timbulnya bahasa dalam hal ini lebih tepat disebut pra – bahasa
Mungkin sudah ada pada homonid, sedangkan bahasa yang sesungguhnya baru  timbul lebih kemudian.
Dr . Jacob menarik kesimpulan sebagai berikut:
dengan demikian kami berpendapat bahwa bahasa berkembang perlahan – lahan dari sistem tertutup ke sistem terbuka antara 2 juta hingga ½ juta tahun yang lalu, tetapi baru dapat dianggap sebagai proto-lingua antara 100.000 hingga 40.000 tahun yang lalu. Tetapi perkembangan bahasa yang pesat barulah di zaman pertanian .
                 2.   Teori Tekanan Sosial
      Teori tekanan sosial dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya  ( the theori of - moral sentiments). Teori ini bertolak dari anggapan bahwa bahasa manusia timbul karena manusia primitif dihadapkan pada kebutuhan untuk saling memahami. Jika mereka ingin menyatakan objek tertentu, mereka terdorong pula untuk mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Bunyi-bunyi yang selalu mengiringi usaha mereka untuk menyatakan objek-objek yang mereka kenal , baik akan dipolakan oleh anggota-anggota kelompok dan akan dikenal sebagai tanda untuk menyatakan hal-hal itu. Demikian juga terjadi bahwa pengelaman mereka bertambah .
                3.   Teori Onomatopetik Atau Ekoik
       Teori onomatopetik atau ekoik (imitasi bunyi atau gema) mula-mula dikemukakan oleh J.G Herder teori ini mengatakan bahwa obyek-obyek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh objek-objek itu. Objek-objek yang dimaksud adalah bunyi-bunyi binatang atau peristiwa-peristiwa alam. Manusia yang berusaha menirukan bunyi anjing, bunyi ayam, atau desis angin, debur gelombang dan sebagainya akan menyebut objek-objek atau perbuatannya dengan bunyi-bunyi itu, dengan hal ini terciptalah kata-kata dalam bahasa.
                4.   Teori Interyeksi
       Teori ini  dikemukakan oleh Whitney. Teori interyeksi bertolak dari suatu asumsi bahwa bahasa lahir dari ujaran – ujaran karena tekanan – tekanan batin, karena perasaan yang mendalam, dan karena rasa sakit yang dialami manusia. Penganut teori ini biasanya tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana bahasa itu muncul dalam kenyataan. Teori ini dijuluki dengan nama teori pooh-pooh. Pada waktu orang merasa jijik atau muak maka perasaan itu akan dinyatakan dengan ekspresi wajah atau bagian tubuh manusia disertai pula dengan bunyi-bunyi yang keluar juga dari mulut. Seperti halnya dengan teori Onomatopetik, maka dalam kenyataan manusia akan mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu untuk menyatakan kejijikan, keheranan, dan sebagainya dengan ujaran-ujaran tertentu yang sekarang dikenal dengan istilah interyeksi atau kata seru.
5.   Teori Nativistik atau Tipe Fonetik
        Max muller adalah tokoh yang banyak mengkritik  teori-teori sarjana lain, dengan memberikan macam-macam julukan. Dia mengeritik dan menolak teori onomatopetik dan teori interyeksi. Sebab itu ia mengajukan suatu teori lain mengenai asal-usul bahasa yang disebut teori nativistik atau teori tipe fonetik. Teori yang diajukannya itu tidak bersifat imitasi atau interyeksi. Teorinya didasarkan pada konsep mengenai akar yang lebih bersifat tipe fonetik. Sebagai dasar teorinya ia mengemukakan suatu asumsi bahwa terdapat suatu hokum yang meliputi hampir seluruh ala mini, yaitu bahwa tiap barang akan mengeluarkan bunyi kalau dipukul. Tiap barang memiliki bunyi yang khas. Karena bunyi yang khas itu manusia lalu memberikan respom atas bunyi-bunyi tersebut. Hal yang dikatakan Muller maksudnya adalah bahwa setiap barang akan memberikan reaksi tertentu bila ada suatu stimulus. Reaksi itu pada manusia separuhnya berbentuk vokal, yang dalam hal ini berbentuk tipe-tipe fonetik tertentu yang menjadi akar bagi perkembangan bahasa. Teori ini dijuluki teori ding-dong. 
               6. Teori Yo-He-Ho
      Teori ini dikemukakan oleh Muller. Orang – orang primitif, yang belum mengenal peralatan yang maju akan menghadapi pekerjaan – pekerjaan yang berat tanpa peralatan itu. Sebab itu mereka selalu bersama –sama  mengerjakan pekerjaan – pekerjaan semacam itu. Untuk memberi semangat pada sesamanya, mereka akan mengucapkan bunyi – bunyi yang khas, yang dipertalikan dengan pekerjaan yang khusus itu. Sebab itu bunyi – bunyi yang dikeluarkan pada waktu mengerjakan pekerjaan – pekerjaan yang khusus itu akan dipakai pula untuk menyebut perbuatan itu. Sebab itu teori ini dijuluki dengan nama teori Yo-he-ho  
                7.   Teori Isyarat
     Teori isyarat ( the cesture theori ) diajukan oleh Wilhem Wundt, seorang psikolog yang terkenal dalam babad XIX. Ia menulis bukunya yangter kenal volkervsycholog. Teorinya tentang asal – usul  bahasa didasarkan pada hukum psikologi, yaitu bahwa setiap perasaan manusia mempunyai bentuk ekpsresi yang khusus, yang merupakan pertalian tertentu antara syarat ‘reseptor’ dan syaraf ‘efektor’. Bila diadakan pengamatan secara cermat atas ekspresi – ekspresi itu, maka akan tampak bahwa tiap ekspresi akan mengungkapkan perasaan tertentu yang alami seseorang. Setiap ekspresi dihubungkan dengan isyarat tertentu yang dapat dipakai untuk mengkomunikasikan kenyataan-kenyataan itu kepada orang lain.
8. Teori Permainan Vokal
          Jespersen, seorang filolog Denmark yang kenamaan, berusaha mengkoordinasikan semua teori yang telah dikembangkan sebelumnya dan berusaha mengadakan suatu sintesa ke dalam sebuah hipotesa yang lebih memuaskan. Sesudah menguraikan tiga bidang penelitian:          
          ( 1 )Bahasa anak – anak, (2) Bahasa suku – suku primitif, (3) Sejarah bahasa – bahasa, ia sampai pada kesimpulan ”bahasa primitif” menyerupai bahasa anak – anak, sebelum ia merangkaikan katanya menurut pola bahasa orang – orang dewasa. Bahasa timbul sebagai permainan vokal dan organ ujaran yang mula-mula dilatih dalam permainan untuk mengisi waktu senggang. Bunyi dan makna akan menjadi keharmonisan yang sempurna. Jepersen beranggapan bahwa bahasa manusia mula-mula lebih bersifat puitis dalam permainan yang riang gembira, dalam cinta remaja yang ceria, dalam suatu impian yang romantik.
     9.      Teori Isyarat Oral
        Teori ini dikemukakan oleh  Sir Richard Paget dalam bukunya Human  Speech. Pada      mulanya manusia menyatakan gagasan dengan isyarat tangan, pada waktu tangannya dipergunakan untuk memegang peralatan, maka peranan tangan sebagai pemberi isyarat juga berkurang. Kemudian tibalah tahap yang paling penting yaitu ketika manusia melakukan isyarat dengan lidah, bibir dan rahang, maka udara yang dihembuskan melalui mulut (ORAL) akan mengeluarkan pula isyarat-isyarat yang dapat didengar sebagai ujaran berbisik. Jika nenek moyang kita menggunakan lidah, bibir dan rahang atau menggerutu untuk menarik perhatian pada hal yang dikerjakan maka akan dihasilkan efek yang lebih nyaring dan lebih baik, yaitu sesuatu yang kita sebut sebagai bahasa (Paget, 1930: bab VII). 
      10.   Teori Kontrol Sosial
       Teori Kontrol Sosial dikemukakan oleh Grace Andrus de Laguna dalam bukunya Speech: Its Function dan Development (1987, bab I). menurut de Laguna ujaran adalah suatu medium yang besar yang memungkinkan Manusia bekerja sama. Bahasa merupakan upaya yang mengatur dan menghubungkan macam-macam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, bahkan teriakan hewan dan panggilan mempunyai fungsi sosial. Panggilan yang menandakan bahasa dari seekor elang terbang melintas di atasnya, membangkitkan respon tertentu pada anak-anak ayam untuk mencari tempat persembunyian. Kontrol sosial yang berwujud teriakan binatang dihubungkan dengan tingkah laku yang sederhana dan kemampuan yang masih rendah dari spesies yang bersangkutan. 
        De laguna dalam usahanya menelusuri ujaran dari teriakan binatang ke penggunaannya sebagai ujaran, ia melihat lebih jauh kebelakang bila dibandingkan dengan Jepersen. De laguna menganggap bahwa ujaran didasarkan pada aktivitas kehidupan yang sungguh-sungguh bukan sekedar kan permainan yang menyenangkan dan kesenangan remaja.
      11.  Teori Kontak
          Teori Kontak dikemukakan oleh G. Revesz dalam bukunya The Origins and Prehistory of  Language. Hubungan sosial pada makhluk-mahkluk hidup memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk mengadakan kontak satu sama lain tidak pernah member kepuasan antara individu-individu dari tiap spesies. Pada tingkat ini kepuasan akan tercapai karena kedekatan emosional dengan orang lain, yang menimbulkan pengertian, simpati dan empati pada orang lain. Bahasa hanya mungkin ada bila ada hubungan personal atau kontak emosional antara orang-orang yang mampu berbicara. 
Bunyi kontak yang mula-mula lahir dari teriakan yang tidak diarahkan kepada seorang individu tertentu, tetapi kepada lingkungan pada umumnya. Teriakan berfungsi untuk membentuk  komunikasi dengan sekitarnya dan belum berbentuk komunikasi personal. Sedangkan panggilan diucapkan hanya bila pendengar berada dalam jangkauan pandangan atau berada dalam jangkauan bunyi komunikasi.
        12.     Teori Hockett-Ascher
           Teori yang lebih menyeluruh dengan memperhitungkan evolusi yang dialami oleh manusia adalah teori yang diajukan oleh Charles F. Hockett dan Robert Ascher dalam tulisan mereka yang berjudul “The Human Revolution” (dalam Current Antropology, Juni 1964). Hal yang dikemukakan oleh kedua sarjana ini  merupakan sesuatu yang didasarkan pada berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh sarjana-sarjana lain. 
          Sekitar dua sampai satu juta tahun yang lalu makhluk yang  proto homidoid sudah memiliki semacam bahasa. Mereka dianggap memiliki semacam system komunikasi yang disebut Call (panggilan). Proto homidoid adalah makluk yang hidup di pohon-pohon, hidup berkelompok. Mereka sudah menggunakan tongkat dan batu sebagai peralatan kasar mereka. Proto homidoid tidak mampu berbicara. Penelitian yang mendalam menurunkan teori bahwa sistem call yang dipergunakan oleh makhluk Proto homidoid itu kemudian diturunkan dua sistem komunikasi yang masih bertahan  yaitu sistem call pada Gibbon modern dan bahasa nenek moyang manusia.
Sistem call (sekitar 2-1 juta tahun lalu) merupakan suatu sistem yang sederhana, terdiri dari sekitar enam tanda, sesuai dengan situasi yang dihadapi. Keenam perbendaharaan call itu adalah:
      1.      Call untuk menandakan adanya makanan.
      2.      Call untuk menyatakan adanya bahaya.
      3.      Call untuk menyatakan persahabatan atau keinginan untuk bersahabat.
      4.      Call yang tidak mempunyai arti dan hanya menunjukkan di mana seekor Gibbon berada, Call ini  berfungsi untuk menjaga agar anggota kelompok tidak terpisah terlalu jauh ketika mereka bergerak di antara pohon-pohonan.
       5.      Call untuk perhatian seksual
       6.      Call untuk  menyatakan kebutuhan akan perlindungan keibuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar