Minggu, 01 Februari 2015

RETORIKA



2.1 Pengertian Retorika
            Retorika merupakan bagian dari ilmu bahasa (linguistik). Retorika juga merupakan suatu istilah yang secara tradisional diberikan kepada suatu teknik pemakian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Jadi, ada dua aspek yang perlu diketahui seseorang dalam retorika, yaitu pengetahuan mengenai bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik, dan kedua pengetahuan mengenai obyek tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa tadi.
Berdasarkan perkembangan dan pergeseran tekanan dan makna retorika, maka dapat dikatakan bahwa retorika adalah suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, baik lisan maupun tertulis yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Retorika bertujuan menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari tulisan yang bersifat prosa atau wacana lisab yang berbentuk pidato atau ceramah, untuk mempengaruhi sikap dan perasaan orang.
Titik tolak retorika adalah berbicara, yang berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang, sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau motivasi). Berbicara merupakan salah satu kemampuan khusus pada manusia. Bahasa dan pembicaraan muncul ketika manusia mengucapkan dan menyampaikan pikirannya kepada orang lain.
Retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik yang digunakan sebagai proses komunikasi antarmanusia. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat, dan daya pembuktian serta nilai yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan kesanggupan berbicara.

2.2 Retorika, Dialektika, dan Elocutio
            Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialetika yang sudah dikembangakan sejak zaman Yunani Kuno. Dialektika merupakan metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah, mengemukakan argumentasi dan menyusun jalan pikiran secara logis. Retorika mempunyai hubungan dengan dialektika karena debat dan diskusi juga merupakan bagian dari ilmu retorika.
            Elocutio berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sanagt dituntut. Elocutio menjadi prasyarat kepanadaian berbicara. Oleh karena itu, retorika juga berhubungan erat dengan elocutio.

2.3 Apakah Retorika Dapat Dipelajari
2.3.1 Demosthenes (384-322 SM)
Demosthenes menceritakan bahwa sejak lahir dia memiliki kekurangan dalam berbicara. Untuk mengatasi kesulitan ini. Dia pergi kepantai laut menaruh kerikil dalam mulutnya dan berusaha berbicara dengan ucapan yang jelas dan dengan suara yang sekuat mungkin untuk bisa mengatasi gemuruh hempasan ombak dan usaha ini berhasil. Akhirnya dia menjadi seorang ahli pidato termahsyur dalam zaman Yunani kuno.

2.3.2 Winston Churchill (1874-1965)
            Untuk dapat berpidato di depan Winston mempersiapkan diri secara intensif. Berhari-hari ia mencoba dan membuat latihan membaca dan berpidato. Beberapa bagian penting dari pidatonya dihafalkan. Usaha yang ditekuni akhirnya menjadiakan ia seorang ahli pidato terkenal dalam abad ini.

2.4 Pembagian Retorika
            Retorika merupakan bagian dari ilmu bahasa khususnya ilmu bina bahasa. Retorika sebagai bagian dari ilmu bina berbicara ini mencakup:
      1.      Monologika, merupakan ilmu tentang seni berbicara secar monolog, dimana hanya seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah, dan deklamasi.
      2.      Dialogika, merupakan ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagaian dalam satu proses pembicaraan. Bentu dialogika yang penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.
     3.      Pembinaan teknik berbicara, efektifitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara. Teknik bicara merupakan syaratbagi retorika. Oleh karena itu pebinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dala bagian ini perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita.

2.5 Alasan Untuk Mempelajari Retorika
Dalam sejarah dunia, justru kepandaiaan berbicara atau berpidato merupakan instrumen utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk meyakinkan orang lain ketidak mampuan menggunakan bahasa, sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa dampak negatif dalam hidup dan karya seorang pemimpin. Oleh karena itu, pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi yang bersangkutan dalam bidang-bidang di bawah ini:
1.    Kemampuan Pribadi
 Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam memperguanakan bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan. Keuntungan-keuntungannya antara lain:
·         Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas di depan publik dapat dikurangi atau dilenyapkan.
·         Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin bertambah.
·         Daapat mengalami perkembangan dalam hal teknik bersuara.
·         Artikulasi dalam mengucapkan kata-kata menjadi lebi jelas.
·         Bahasanya dapat memiliki daya persuasi.
·         Lewat komunikasi retoris kemampuan pedagogis dan psikologis dapat dibina.
·         Kemampuan untuk berbicara secara spontan (inprofisasi) dapat dikembangkan.
·         Kemampuan untuk memberi motivasi dapat dipertinggi.
·         Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan dalam mengemukakan dan mempertahankan pendapat atau ide.
·         Dapat memperluas perbendaharaan kata.
·         Dapat mengkoordinasi dengan lebih mudah mimik dan gerak-gerik selama berbicara atau berdialog.
·         Kesediaan untuk mendengarkan orang lain dapat dikembangkan.
·         Keterampilan untuk mengolah artikel dapat dikembangkan.
      2.      Keberhasilan pribadi
Orang yang menguasai iilmu retorika dan terampil daalm mempergunakan ilmu bahasa, dapat mengalami banyak sukses daalm hidup dan karyanya, antara lain:
·         Mengalami kemudahan dalam proses berkomunikasi.
·         Baginya terbuka kesempaatn dan kemungkinan yang lebih luas untuk mendapatkan kerja.
·         Dapat lebih berhasil dalam usaha-usaha pribadi.
·         Lebih mudah mendapatkan pengakuan dan penghargan dari orang lain.
·         Memperoleh, kemungkinan lebih besar untuk menanam pengaruh.
·         Pengertian terhadap orang lain semakin terbina.
·         Dapat terbinanya sikap baru yang positif terhadap sesama dan dunia sekitar yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan karyanya.
     3.      Tugas dan Jabatan
Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu retorika dapat memberi keuntungan-keuntungan sebagai berikut.
·         Orang dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi padat, sehingga mudah meyakinkan orang lain.
·         Orang yang memiliki keterampilan dan kekuatan daalm mempertahankan pikiran atau pendapat.
·         Orang dapat membina relasi yang menguntungkan dengan organisasi, perusahaan, institut, atau partai-partai politik.
·         Penguasaan yang lebih baik tentang seni membawa ceramah atau pidato dalam situasi atau kesempatan-kesempatan penting.
·         Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasan  pribadi.
·         Mempertinggikan keterampilan para produsen untuk menjual dan menawarkan hasil-hasil produksinya.
·         Memperluas penegtahuan, khususnya mengenai sumber-sumber informasi.
·         Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi, yang dapat membawa dampak negatid bagi tugas dan ajabatn.
      4.      Kehidupan pada umumnya
Secara umum penguasaan ilmu retorika daapt mendatangkan keuntungan-keuntungan tertentu dibawah ini.
·         Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri.
·         Dalam proses komunikasi yang sering, orang dapat menjadi semakin terbuka terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
·         Menghantar orang yang bersangkutan ke dalam bidang interese yang baru.
·         Mengaktifkan dan mengembangkan kesanggupan-kesanggupan laten.
·         Lewat proses komunikasi retoris dapat terbina sikap obyektif dan toleran.
·         Menjadi lebih lincah daalm pergaulan dan komunikasi anatarmanusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar