Minggu, 01 Februari 2015

HAKIKAT DAN FUNGSI BAHASA



Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki  manusia. Di dalam kehidupan bermasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa adalah alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna, dibandingkan dengan alat-alat komunikasi lain, termasuk juga komunikasi yang dipakai para hewan.

2.1 Hakikat Bahasa
Kalau kita membuka buku linguistik dari berbagai pakar akan kita jumpai berbagai rumusan mengenai hakikat bahasa. Rumusan-rumusan itu kalau dibutiri akan menghasilkan sejumlah ciri yang merupakan hakikat bahasa. Ciri-ciri yang merupakan hakikat bahasa, antara lain sistem bunyi, berupa bunyi, bersifat arbiter, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa sendiri merupakan sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagi sebuah sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis.
Sistem bunyi yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Artinya, lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut ujar dan bunyi bahasa.setiap lambang bahasa melambangkan suatu yang disebut makna atau konsep. Jika ada lambang bahasa yang tidak bermakna atau tidak menyatakan suatu konsep, maka lambang tersebut bukan termasuk sistem suatu bahasa.
Lambang bunyi itu bersifat arbiter. Artinya, hubungan atara lambang engan yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Bukti kearbiteran ini juga dapat dilihat dari banyaknya sebuah konsep yang dilambangkan dengan beberapa lambang bunyi yang berbeda. Misalnya, untuk konsep  ‘setumpuk lembaran kertas bercetak dan berjilid’ dalam bahas Indonesia disebut [buku] atau [kitab].  Meskipun lambang-lambang bahasa itu bersifat arbiter tetapi juga bersifat  konvensional. Artinya, setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya.
Bahasa itu bersifat produktif, artinya dengan sejumlah unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Selain itu bahasa bersifat dinamis, maksudnya bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, maupun pada tataran leksikon.
Bahasa itu bersifat manusiawi, artinya bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang hanya  dimiliki manusia. Hewan itu tidak mempunyai bahasa, yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi yang barupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Dikuasi oleh hewan itu secara instingtif atau secara naluri. Padahal manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluri, melainkan dengan cara belajar. Hewan tidak mempunyai  kemampuan untuk mempelajari bahasa manusia. Oleh karena itulah dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki manusia.
Ciri-ciri bahasa yang menjadi indikator akan hakikat bahasa  adalah  menurut pandangan linguistik umum yang melihat bahasa sebagai bahasa.

2.2 Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah mempunyai sejarah yang sangat panjang jika kita menelusuri sejarah studi bahasa pada masa lalu. Menurut Wardhough (1972:3-8) juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia baik tertulis maupun lisan.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit sebab seperti dikemukakan Fishman (1972) bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik ‘ who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa itu antara lain dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan.
Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu bersifat personal atau pribadi. Maksudnya, Si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.  Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya.
Dari segi pendengar, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Disini bahasa itu tidak “hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimaui si pembicara.
Bila dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa ini berfungsi fatik, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial.
Bila dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi reverensial. Disini bahasa itu berfungsi sabagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya.
Kalau dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa itu berfungsi metalingual, yakni bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Sedangkan dilihat dari segi amanat yang akan disampaikan, maka bahaa itu berfungsi sebagai imaginatif. Sesungguhnya, bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi saja.

2.3 Hakikat Komunikasi
 Terdapat tiga komponen yang harus ada dala setiap proses komunikasi, yaitu:
1.      Pihak yang berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan, yang lazim disebut partisipan.
2.      Informasi uyang dikomunikasikan.
3.      Alat yang digunakan dalam komunikasi itu.
Pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi tentunya ada dua orang atau dua kolompok orang, yaitu pertama yang mengirim informasi dan yang kedua yang menerima informasi. Informasi yang disampaikan tetntunya berupa suatu ide, gagasan, keterangan, atau pesan.
Suatu proses komunikasi memang sering kali tidak dapat berjalan dengan mulus karena adanya gangguan atau hambatan. Tiadanya kesadaran dari salah satu pihak partisipan merupakan suatu hambatan. Gangguan atau hambatan lain, misalnya, daya pendengaran salah satu partisipan yang kurang baik, suara bising di tempat komunikasi berlangsung, atau juga kemampuan pengguanaan bahasa yang kurang.
            Komponen selanjutnya dalam peristiwa komunikasi adalah alat komunikasi yang digunakan, yaitu bahasa, tanda-tanda dan gerak gerik tubuh. Berdasarkan alat yang digunakan dibedakan dua macam komunikasi, yaitu:
1.      Komunikasi non-verbal
2.      Komuniasi verbal

2.4 Komunikasi Bahasa
Ada dua macam komunikasi bahasa, yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua arah. Dalam komunikasi searah, sicpengirim tetap sebagai pengirim, dan si penerima tetap sebagai penerima. Dalam komunikasi dua arah, secara berganti-ganti si pengirim bisa menjadi penerima, dan penerima bisa jadi si pengirim.
Bahasa itu dapat mempengaruhi perilaku manusia. Maka kalau si penutur ini ingin mengetahui respon si pendengar terhadap pendengarnya, dia bisa melihat umpan balik, yang dapat berwujud perilaku tertentu yang dilakukan pendengar setelah mendengar tuturan si penutur. Dengan demikian, umpan balik berfungsi sebagi sistem mengecek respon, yang jika diperlihatkan si penutur dapat menyesuaikan diri dalam menyampaikan pesan berikutnya.

2.5    Keistimewaan Bahasa Manusia
Setidaknya ada tiga pakar yang tertarik pada masalah ini, yaitu Hockett, Mc. Neill, dan Chomsky. Bila disarikan dari Mc. Neill dan Hockett setidaknya terdapat beberapa butir ciri khusus yang membedakan sistem komunikasi bahasa dari sistem komunikasi mahluk lainnya. Beberapa ciri itu adalah sebagai berikut.
1.      Bahasa dapat tersiar ke segala arah, tetapi penerimaannya terarah. Maksudnya, bunyi bahasa yang diucapkan  dapat didengar di semua arah karena suara atau bunyi bahasa itu merambat melalui udara, tetapi penerima dapat mengetahui dengan tepat dari mana arah bunyi bahasa itu datang.
2.      Lambang bahasa yang berupa bunyi itu cepat hilang setelah diucapkan.
3.      Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling berkomunikasi. Artinya, seorang penutur bisa menjadi seorang pengirim lambang dan dapat juga menjadi penerima lambang itu.
4.      Komunikasi bahasa mempunyai spealisasi. Maksunya, manusia dapat berbicara tanpa harus mengeluarkan gerakan-gerakan fisik yang mendukung proses komunikasi itu.
5.      Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa adalah bermakna atau merujuk pada hal-hal tertentu.
6.      Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan ditentukan oleh adanya suatu ikatan antara keduanya, tetapi ditentukan oleh suatu persetujuan dan konvensi diantara penutur suatu bahasa.
7.      Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan menjadi unit satuan-satuan, yakni kalimat, kata, morfem dan fonem.
8.      Rujukan atau yang sedang dibicarakan dalam bahasa tidak harus selalu ada pada tempat dan waktu kini.
9.      Bahasa bersifat terbuka. Artinya, lambang-lambang ujaran baru  dapat dibuat sesuai dengan keperluan manusia.
10.  Kepandaian dan kemahiran untuk menguasai aturan dan kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar, buka melalui gen-gen yang dibawa dari lahir.
11.  Sehubungan dengan ciri (12) diatas, bahasa dapat dipelajari. Artinya, seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan, misalnya dalam bahasa A dapat mempelajari bahasa lain, yang bukan bahasa lingkungannya.
12.  Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan yang benar dan yang tidak benar, atau yang tidak bermakna secara logika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar