1. Awal
Mula Timbulnya Bahasa
Awal mula timbulnya bahasa dalam hal ini lebih tepat
disebut pra – bahasa
Mungkin sudah ada pada homonid, sedangkan bahasa yang
sesungguhnya baru timbul lebih kemudian.
Dr . Jacob menarik kesimpulan sebagai berikut:
dengan demikian kami berpendapat bahwa bahasa berkembang
perlahan – lahan dari sistem tertutup ke sistem terbuka antara 2 juta hingga ½
juta tahun yang lalu, tetapi baru dapat dianggap sebagai proto-lingua antara
100.000 hingga 40.000 tahun yang lalu. Tetapi perkembangan bahasa yang pesat barulah
di zaman pertanian .
2. Teori
Tekanan Sosial
Teori tekanan sosial dikemukakan oleh Adam
Smith dalam bukunya ( the theori of -
moral sentiments). Teori ini bertolak dari anggapan bahwa bahasa manusia
timbul karena manusia primitif dihadapkan pada kebutuhan untuk saling memahami.
Jika mereka ingin menyatakan objek tertentu, mereka terdorong pula untuk mengucapkan
bunyi-bunyi tertentu. Bunyi-bunyi yang selalu mengiringi usaha mereka untuk
menyatakan objek-objek yang mereka kenal , baik akan dipolakan oleh
anggota-anggota kelompok dan akan dikenal sebagai tanda untuk menyatakan
hal-hal itu. Demikian juga terjadi bahwa pengelaman mereka bertambah .
3. Teori
Onomatopetik Atau Ekoik
Teori
onomatopetik atau ekoik (imitasi bunyi atau gema) mula-mula dikemukakan oleh
J.G Herder teori ini mengatakan bahwa obyek-obyek diberi nama sesuai dengan
bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh objek-objek itu. Objek-objek
yang dimaksud adalah bunyi-bunyi binatang atau peristiwa-peristiwa alam.
Manusia yang berusaha menirukan bunyi anjing, bunyi ayam, atau desis angin,
debur gelombang dan sebagainya akan menyebut objek-objek atau perbuatannya
dengan bunyi-bunyi itu, dengan hal
ini terciptalah kata-kata dalam bahasa.
4.
Teori Interyeksi
Teori ini dikemukakan oleh Whitney. Teori interyeksi bertolak dari
suatu asumsi bahwa bahasa lahir dari ujaran – ujaran karena tekanan – tekanan
batin, karena perasaan yang mendalam, dan karena rasa sakit yang dialami
manusia. Penganut teori ini biasanya tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana
bahasa itu muncul dalam kenyataan. Teori ini dijuluki dengan nama teori
pooh-pooh. Pada waktu orang merasa jijik atau muak maka perasaan itu akan dinyatakan
dengan ekspresi wajah atau bagian tubuh manusia disertai pula dengan
bunyi-bunyi yang keluar juga dari mulut. Seperti halnya dengan teori Onomatopetik,
maka dalam kenyataan manusia akan mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu untuk menyatakan
kejijikan, keheranan, dan sebagainya dengan ujaran-ujaran tertentu yang
sekarang dikenal dengan istilah interyeksi atau kata seru.
5.
Teori Nativistik atau Tipe Fonetik
Max muller adalah tokoh yang banyak
mengkritik teori-teori sarjana lain,
dengan memberikan macam-macam julukan. Dia mengeritik dan menolak teori
onomatopetik dan teori interyeksi. Sebab itu ia mengajukan suatu teori lain
mengenai asal-usul bahasa yang disebut teori nativistik atau teori
tipe fonetik. Teori yang diajukannya itu tidak bersifat imitasi atau
interyeksi. Teorinya didasarkan pada konsep mengenai akar yang lebih
bersifat tipe fonetik.
Sebagai dasar teorinya ia
mengemukakan suatu asumsi bahwa terdapat suatu hokum yang meliputi hampir
seluruh ala mini, yaitu bahwa tiap barang akan mengeluarkan bunyi kalau
dipukul. Tiap barang memiliki bunyi yang khas. Karena bunyi yang khas itu
manusia lalu memberikan respom atas bunyi-bunyi tersebut. Hal yang dikatakan
Muller maksudnya adalah bahwa setiap barang akan memberikan reaksi tertentu
bila ada suatu stimulus. Reaksi itu pada manusia separuhnya berbentuk vokal,
yang dalam hal ini berbentuk tipe-tipe fonetik tertentu yang menjadi akar bagi
perkembangan bahasa. Teori ini dijuluki teori ding-dong.
6. Teori Yo-He-Ho
Teori ini dikemukakan oleh
Muller. Orang – orang primitif, yang belum mengenal peralatan yang maju akan
menghadapi pekerjaan – pekerjaan yang berat tanpa peralatan itu. Sebab itu
mereka selalu bersama –sama mengerjakan
pekerjaan – pekerjaan semacam itu. Untuk memberi semangat pada sesamanya,
mereka akan mengucapkan bunyi – bunyi yang khas, yang dipertalikan dengan
pekerjaan yang khusus itu. Sebab itu bunyi – bunyi yang dikeluarkan pada waktu
mengerjakan pekerjaan – pekerjaan yang khusus itu akan dipakai pula untuk
menyebut perbuatan itu. Sebab itu teori ini dijuluki dengan nama teori
Yo-he-ho
7.
Teori Isyarat
Teori isyarat ( the
cesture theori ) diajukan oleh Wilhem Wundt, seorang psikolog yang terkenal
dalam babad XIX. Ia menulis bukunya yangter kenal volkervsycholog. Teorinya
tentang asal – usul bahasa didasarkan
pada hukum psikologi, yaitu bahwa
setiap perasaan manusia mempunyai bentuk ekpsresi yang khusus, yang merupakan
pertalian tertentu antara syarat ‘reseptor’ dan syaraf ‘efektor’. Bila diadakan
pengamatan secara cermat atas ekspresi – ekspresi itu, maka akan tampak bahwa tiap ekspresi akan
mengungkapkan perasaan tertentu yang alami seseorang. Setiap ekspresi dihubungkan
dengan isyarat tertentu yang dapat dipakai untuk mengkomunikasikan kenyataan-kenyataan
itu kepada orang lain.
8. Teori Permainan Vokal
Jespersen, seorang filolog Denmark yang
kenamaan, berusaha mengkoordinasikan semua teori yang telah dikembangkan
sebelumnya dan berusaha mengadakan suatu sintesa ke dalam sebuah hipotesa yang
lebih memuaskan. Sesudah menguraikan tiga bidang penelitian: ( 1 )Bahasa anak – anak, (2) Bahasa suku – suku primitif, (3) Sejarah bahasa – bahasa, ia sampai pada kesimpulan ”bahasa primitif” menyerupai bahasa anak – anak, sebelum ia merangkaikan katanya menurut pola bahasa orang – orang dewasa. Bahasa timbul sebagai permainan vokal dan organ ujaran yang mula-mula dilatih dalam permainan untuk mengisi waktu senggang. Bunyi dan makna akan menjadi keharmonisan yang sempurna. Jepersen beranggapan bahwa bahasa manusia mula-mula lebih bersifat puitis dalam permainan yang riang gembira, dalam cinta remaja yang ceria, dalam suatu impian yang romantik.
9. Teori Isyarat Oral
Teori ini dikemukakan
oleh Sir Richard Paget dalam bukunya
Human Speech. Pada mulanya manusia
menyatakan gagasan dengan isyarat tangan, pada waktu tangannya dipergunakan
untuk memegang peralatan, maka peranan tangan sebagai pemberi isyarat juga
berkurang. Kemudian tibalah tahap yang paling penting yaitu ketika manusia
melakukan isyarat dengan lidah, bibir dan rahang, maka udara yang dihembuskan
melalui mulut (ORAL) akan mengeluarkan pula isyarat-isyarat yang dapat didengar
sebagai ujaran berbisik. Jika nenek moyang kita menggunakan lidah, bibir dan
rahang atau menggerutu untuk menarik perhatian pada hal yang dikerjakan maka
akan dihasilkan efek yang lebih nyaring dan lebih baik, yaitu sesuatu yang kita
sebut sebagai bahasa (Paget, 1930: bab VII).
10.
Teori Kontrol Sosial
Teori Kontrol Sosial
dikemukakan oleh Grace Andrus de Laguna dalam bukunya Speech: Its Function dan
Development (1987, bab I). menurut de Laguna ujaran adalah suatu medium yang
besar yang memungkinkan Manusia bekerja sama. Bahasa merupakan upaya yang
mengatur dan menghubungkan macam-macam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama, bahkan teriakan hewan dan panggilan mempunyai fungsi sosial. Panggilan
yang menandakan bahasa dari seekor elang terbang melintas di atasnya,
membangkitkan respon tertentu pada anak-anak ayam untuk mencari tempat
persembunyian. Kontrol sosial yang berwujud teriakan binatang dihubungkan
dengan tingkah laku yang sederhana dan kemampuan yang masih rendah dari spesies
yang bersangkutan. De laguna dalam usahanya menelusuri ujaran dari teriakan binatang ke penggunaannya sebagai ujaran, ia melihat lebih jauh kebelakang bila dibandingkan dengan Jepersen. De laguna menganggap bahwa ujaran didasarkan pada aktivitas kehidupan yang sungguh-sungguh bukan sekedar kan permainan yang menyenangkan dan kesenangan remaja.
11.
Teori Kontak
Teori Kontak dikemukakan
oleh G. Revesz dalam bukunya The Origins and Prehistory of Language. Hubungan sosial pada
makhluk-mahkluk hidup memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk mengadakan kontak
satu sama lain tidak pernah member kepuasan antara individu-individu dari tiap
spesies. Pada tingkat ini kepuasan akan tercapai karena kedekatan emosional
dengan orang lain, yang menimbulkan pengertian, simpati dan empati pada orang
lain. Bahasa hanya mungkin ada bila ada hubungan personal atau kontak emosional
antara orang-orang yang mampu berbicara.
Bunyi kontak yang mula-mula
lahir dari teriakan yang tidak diarahkan kepada seorang individu tertentu,
tetapi kepada lingkungan pada umumnya. Teriakan berfungsi untuk membentuk komunikasi dengan sekitarnya dan belum
berbentuk komunikasi personal. Sedangkan panggilan diucapkan hanya bila
pendengar berada dalam jangkauan pandangan atau berada dalam jangkauan bunyi
komunikasi.
12.
Teori Hockett-Ascher
Teori yang lebih menyeluruh
dengan memperhitungkan evolusi yang dialami oleh manusia adalah teori yang
diajukan oleh Charles F. Hockett dan Robert Ascher dalam tulisan mereka yang berjudul
“The Human Revolution” (dalam Current Antropology, Juni 1964). Hal yang dikemukakan
oleh kedua sarjana ini merupakan sesuatu
yang didasarkan pada berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh
sarjana-sarjana lain.
Sekitar dua sampai satu
juta tahun yang lalu makhluk yang proto
homidoid sudah memiliki semacam bahasa. Mereka dianggap memiliki semacam system
komunikasi yang disebut Call (panggilan). Proto homidoid adalah makluk yang
hidup di pohon-pohon, hidup berkelompok. Mereka sudah menggunakan tongkat dan
batu sebagai peralatan kasar mereka. Proto homidoid tidak mampu berbicara.
Penelitian yang mendalam menurunkan teori bahwa sistem call yang dipergunakan
oleh makhluk Proto homidoid itu kemudian diturunkan dua sistem komunikasi yang
masih bertahan yaitu sistem call pada
Gibbon modern dan bahasa nenek moyang manusia.
Sistem call (sekitar 2-1
juta tahun lalu) merupakan suatu sistem yang sederhana, terdiri dari sekitar
enam tanda, sesuai dengan situasi yang dihadapi. Keenam perbendaharaan call itu
adalah:
1. Call untuk menandakan
adanya makanan.
2. Call untuk menyatakan
adanya bahaya.
3. Call untuk menyatakan
persahabatan atau keinginan untuk bersahabat.
4. Call yang tidak mempunyai
arti dan hanya menunjukkan di mana seekor Gibbon berada, Call ini berfungsi untuk
menjaga agar anggota kelompok tidak terpisah terlalu jauh ketika mereka
bergerak di antara pohon-pohonan.
5. Call untuk perhatian
seksual
6. Call untuk menyatakan kebutuhan akan perlindungan
keibuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar