1. Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Dalam menyusun sebuah kalimat harus memenuhi kaidah-kaidah
bahasa yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi: (1) kelengkapan
unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) sesuai dengan
Pedoman EYD, dan (3) cara memilih kata dalam kalimat (diksi)
Contoh kalimat tidak efektif:
a.
Pada perayaan HUT RI di
sekolahku dimeriahkan para artis ibu kota.
b.
Sekolah kami yang terletak
di depan Pasar Baru.
c.
Kami datang agak terlambat.
Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Contoh kalimat efektif:
a.
Perayaan HUT RI di sekolahku
dimeriahkan para artis ibu kota.
b.
Sekolah kami terletak di
Pasar Baru.
c.
Kami datang agak terlambat
sehingga kami tidak dapat mengikiti acara pertama.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif
adalah kalimat yang komunikatif, cermat, dan santun. Kalimat komunikatif adalah
kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara tepat dan diterima secara
tepat oleh orang lain. Kalimat tidak efektif adalah kaliamt yang tidak disusun oleh pola struktur
yang benar dan tidak sesuai dengan situasi yang menyertainya.
Sebuah kalimat efektif memiliki ciri-ciri khas yaitu
kepadanan struktur, inforasinya jelas, kesejajaran bentuk, pilihan kata cermat,
dan kepaduan.
2. Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
dalam Teks Cerpen
Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra. Telah anda
ketahui bahwa bahasa yang digunakan dalam karya sastra seringkali berlebihan,
artinya kaidah penggunaan struktur kalimatnya menjadi tidak efektif karena
kelebihan kata-kata. Oleh karena itu, untuk mempermudah anda memahami kalimat
efektif, yang menjadi objek identifikasi adalah teks cerpen.
Kutipan Cerpen
Ketika Ayah meninggalkan tempat pemukiman, hanya kulihat
punggungnya yang setengah bungkuk. Kemejanya yang lusuh mengandung banyak
lipatan, warnanya buram, dan aku tahu itu bukan miliknya. Ia berjalan tidak
terlampau cepat, tetapi jarah antara kami semakin lebar. Semakin terasa bahwa
ada bentangan yang segera akan memisahkan kami. mungkin satu, dua atau bahkan
ratusan kilometer.
Sebelum pagi, kurang lebih sepuluh menit yang lalu, Ayah
mengatakan, “Aku percaya, kamu bukan pemuda cengeng. Hampir sebulan kita telah
menangis bersama-sama. Itu cukup. Tidak perlu diperpanjang lagi. Kita sudah
saling berusaha untuk menemukan ibumu. Juga kedua adikmu. Percayakan itu kepada
Tuhan. Mungkin kini tempat mereka lebih lapang dibandingkan kita saat ini. Mungkin tidak ada laigi pikiran yang
membebani mereka. Tinggal kita, mau hidup terus atau perlahan-lahan mati.”
Mata Ayah memandangku tidak lagi senyalang elang. Tidak
lagi ada kemarahan dalam kata-katanya. Aku merasa ucapan Ayah begitu serius,
tetapi tidak mengandung tekanan. Ia berbicara seperti sedang menceritakan
kegiatan sehari-hari. Begitu datar. Tetapi, hatiku terkesiap mendengarnya.
“Aku akan berangkat pagi ini juga, sebelum orang ramai ke
jalan-jalan. Sebelum banyak ibu-ibu antr di kamar mandi umum. Sebelum tampak
asap di dapur terbuka itu. Aku percaya, kamu akan sanggup menghadapi hari-hari
depanmu sendiri. Aku melihat ototmu yang kuat, badanmu yang sehat, dan terutama
perasaanmu yang tabah. Ingat! Jangan pernah menagis lagi,”
Bibirku mendadak gemetar. Seperti ada ribuan kata-kata
berkerumun di ujung lidah. Berdesakan ingin meletup, mendorong dinding gigi.
Membuat rahangku keras seperti terbuat dari logam. Tetapi tak ada suara yang
mampu keluar dari mulutku
Kompas, 13
Februari 2005
Salah satu kalimat tidak efektif dan efektif pada paragraf
pertama.
-
ketika ayah meninggalkan tempat pemukiman, hanya kulihat punggungnya yang
setengah membukuk.(Kalimat tidak efektif)
-
kulihat punggung ayah setengah membungkuk saat meninggalkan pemukiman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar