2.2.1.1
Makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual
Makna
leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada kata tanpa konteks apapun
misalnya kuda, memiliki makna leksikal ‘sejenis binatang berkaki empat yang
bisa dikendarai’.
Makna gramatikal adalah
makna yang baru muncul apabila terjadi proses gramatikal seperti afeiksasi,
reduplikasi, dan kombinasi. Umpamanya, dalam proses afiksasi ber dengan
dasar sepeda melahirkan makna gramatikal menggunakan sepeda.tu
konteks. Misalnya, makna kata turun yang dibicarakan sebagai contoh di
bawah ini:
-Edi turun dari pohon
kelapa
-Harga beras bulan ini
turun
-sifat-sifat orang
tuanya turun kepada anaknya
2.2.1.2 Makna Referensial dan Non-Referensial
Sebuah
kata disebut makna reterensial kalau ada acuannya. Misalnya, Kata sapi, putih,
dan gambar. Adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada
acuannya dalam dunia nyata.
2.2.1.3
Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Makna
denotatif adalah makna asli, atau makna sebenarnya. Yang dimiliki oleh sebuah
kata. Misalnya, kata rombongan bermakna denotatif ‘sekumpulan orang yang
mengelompok menjadi satu kesatuan’.
Makna
konotatif adalah makna lain yang ‘ditambahkan’ pada makna denotatif yang
berhubungan dengan nilai rasa dari orang yang menggunakan kata tersebut.
Misalnya, kata rombongan juga menjadi contoh di atas.
- Gerombolan
perampok itu lari ke dalam hutan
- Rombongan
pelaut itu disambut dengan meriah
Kata rombongan dan gerombolan pada kedua
contoh kalimat di atas tersebut berkonotasi . Rombongan berkonotasi positif
sedangkan gerombolan berkonotasi negatif.
2.1.4
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata terlepas dari konteks
apapun. Misalnya, kata ‘rumah’ memiliki makna konseptual ‘bangunan tempat
tinggal manusia’.
Makna
asosiatif adalah makna yang dimiliki oleh sebuah kata berkenaan dengan adanya
hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa.
Misalnya, kata ‘hitam’ berasosiasi
dengan kejahatan atau keburukan.
2.2.1.5
Makna Kata dan Makna Istilah
Makna
kata adalah makna yang bersifat umum dan tidak jelas. Misalnya kata ‘lengan’
dan ‘tangan’ sebagai kata maknanya lazim dianggap sama.
Berbeda
dengan kata, maka yang disebut istilah mempunyai makna yang pasti, jelas, dan
tidak meragukan. Misalnya kata ‘tangan’ dan ‘lengan’ yang menjadi contoh di
atas. Kedua kata itu dalam ilmu kedokteran mempunyai makna yang berbeda. Tangan
bermakna bagian dari pergelangan sampai jari tangan sedangkan lengan adalah
bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.
2.2.1.6
Idiom dan Peribahasa
Idiom
adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna
unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara dramatikal. Misalnya, bentuk
menjual rumah bermakna yang menjual menerima uang, dan yang membeli
menerima rumahnya tetapi dalam bahasa Indonesia bentuk menjual gigi
bermakna tertawa sekeras-kerasnya. Jadi, makna seperti itulah yang
disebut makna idiomatikal.
Peribahasa
adalah makna yang masih dapat ditelusuri dari makna unsur-unsurnya karena
adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Contoh,
‘tong kosong nyaring bunyinya’ artinya orang yang banyak bicara biasanya tidak
berilmu.
2.2.1.7
Makna Idesional
Makna
idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata yang
berkonsep. Misalnya kata partisipasi bermakna aktifitas maksimal seseorang yang
ikut serta di dalam suatu kegiatan.
2.2.1.8
Makna Preposisi
Makna
preposisi adalah makna yang muncul bila kita membatasi pengertian tentang
sesuatu. Kata-kata dengan makna preposisi biasanya ditemukan di bidang
matematika. Misalnya, sudut siku-siku makna preposisinya adalah Sembilan puluh
derajat (90o).
2.2.1.9
Makna Fiktorial
Makna
fiktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar
atau pembaca. Contoh: -makanan ini seperti tai sapi.
Seperti
contoh kalimat di atas, apabila kita menyebutkannya pada situasi makan maka
akan akan menimbulkan perasaan yang jijik bagi sang pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar