BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kegiatan pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia yang telah dikumandangkan pada berbagai kesempatan telah dilaksanakan
dengan baik. Pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia itu disertai pula
dengan pembenahan aksara bahasa Indonesia yang dalam kegiatan-kegiatan tertentu
dapat dibina dengan menularkannya pada orang-orang atau kelompok masyarakat
yang belum tahu tulis baca yang disebut dengan buta aksara.
Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra merupakan rangkaian
acara kebahasaan dan kesastraan, berlangsung selama satu bulan, bertujuan
meningkatkan pemasyarakatan bahasa dan apresiasi sastra di Indonesia. Oleh
sebab itu, sasaran kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra adalah para peminat bahasa
dan sastra,para guru, mahasiswa, siswa dan masyarakat umum. Kegiatan yang
diselenggarakan dalam Bulan Bhasa dan Sastra meliputi kegiatan kebahasaan dan
kegiatan kesastraan.
1.2 Tujuan
Penulisan
Ada pun beberapa tujuan
penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Mahasiswa
mengetahui tentang kebiksanaan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
2.
Mahasiswa
mengetahui kegiatan Bahasa Indonesia
3.
Mengetahui
kegiatan penumbuhan sikap positif terhadap bhasa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pemantapan
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Kegiatan pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia yang telah dikumandangkan pada berbagai kesempatan telah dilaksanakan
dengan baik. Pemantapan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia itu disertai pula
dengan pembenahan aksara bahasa Indonesia yang dalam kegiatan-kegiatan tertentu
dapat dibina dengan menularkannya pada orang-orang atau kelompok masyarakat
yang belum tahu tulis baca yang disebut dengan buta aksara. Masih amat banyak
masyarakat Indonesia yang masih belum mengenal aksara bahasa Indonesia itu
hingga saat ini.
2.2 Kegiatan Pembakuan
Bahasa Indonesia
Kegiatan pembakuan bahasa Indonesia merupakan
kegiatan pengembangan bahasa, yaitu kegiatan meningkatkan kelengkapan dan mutu
bahasa. Kegiatan pembakuan telah dilakukan dengan berbagai sarana, seperti
penerbitan dan penyebaran Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Di dalam tata
bahasa tersebut termuat berbagai kaidah kebahasaan yang harus diketahui dan
dipelajari oleh masyarakat. Selain itu, diterbitkan pula beberapa buku yang
berfungsi sebagai pendukung pembakuan bahasa, seperti Pedoman Umum Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, dan Berbagai Kamus Ilmu Dasar, seperti Kamus Kimia, Kamus
Matematika, Kamus Biologi, Kamus Sastra dan Kamus Teknik.
Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan memuat kaidah cara menuliskan
bahasa Indonesia. Pedoman Umum Ejaan ini memuat tentang penulian huruf,
pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan dan
pemakaian tanda baca. Hal ini menunjukkan bahwa pembakuan ragam tulis merupakan
preoritas yang utama dalam pembinaan bahasa Indonesia.
Pedoman umum
pembentukan istilah merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam
menentukan istilah yang akan diserap atau dipungut di dalamnya termuat berbagai
kriteria pembentukan istilah, mulai dari cara pembentukan istilah bahasa
Indonesia yang lazim samapai dengan penyerapan bahasa Asing.
Kegiatan penyebaran buku-buku tersebut harus melalui
kegiatan distribusi yang teratur rapi sehingga hasil kodevikasi tersebut dapat
sampai pada sasarannya. Dalam hubungan itu, diperlukan suatu jaringan hubungan
kelembagaan yang diatur dan terbina dengan baik. Hubungan kelembagaan yang
terencana itu dapat mengatasi kesulitan distribusi buku yang diterbitkan itu.
2.3 Kegiatan Penumbuhan
Sikap Positif terhadap Bahasa
Kegiatan penyuluhan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara berkala. Kegiatan tersebut tidak lain dari usaha menumbuhkan sikap yang
positif terhadap bahasa Indonesia. Pusat pengembangan dan pembinaan bahasa yang
ditunjuk sebagai badan pemerintah yang mengelola bahasa telah bekerja tanpa
merasa lelah. Sejak tahun 1980, telah digiatkan sebuah bentuk kegiatan, yaitu
Bulan Bahasa, yang sejak tahun 1989 berubah menjadi Bulan Bahasa dan Sastra.
Dalam kegiatan itu, semua kegiatan penyuluhan diterapkan. Rata-rata 17 buah
instansi pada setiap Bulan Bahasa diberikan penyuluhan bahasa kepada
jalur-jalur tertentu bahkan penyuluhan bahasa di daerah-daerah.
Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra merupakan rangkaian
acara kebahasaan dan kesastraan, berlangsung selama satu bulan, bertujuan
meningkatkan pemasyarakatan bahasa dan apresiasi sastra di Indonesia. Oleh
sebab itu, sasaran kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra adalah para peminat bahasa
dan sastra,para guru, mahasiswa, siswa dan masyarakat umum. Kegiatan yang
diselenggarakan dalam Bulan Bahasa dan Sastra meliputi kegiatan kebahasaan dan
kegiatan kesastraan. Kegiatan kebahasaan meliputi hal berikut.
1.
Pertemuan
Kebahasaan
2.
Lomba
Kebahasaan
3.
Penyuluhan
4.
Pintu
Terbuka
5.
Cerdas
Cermat Kebahasaan
Sedangkan
kegiatan kesastraan meliputi hal berikut.
1.
Diskusi
Sastra di Kalangan Siwa
2.
Cepat
tepat Sastra Tingkat SMU
3.
Pertemuan
Sastrawan dengan Siswa
4.
Festival
Pementasan Sastra
5.
Pameran Sastra
6.
Apresiasi
Sastra Melalui Radio dan Televisi
Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra juga
diselenggarakan di daerah, di kota-kota propinsi yang melibatkan berbagai
unsur, seperti kantor wilayah pendidikan dan kebudayaan, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Kantor Dewan Kesenian Daerah, dan Kantor Pemerintah Derah. Semua
kegiatan yang dilakukan di Bulan Bahasa dan Sastra merupakan kegiatan pembinaan
bahasa Indonesia.
2.4 Kegiatan Kongres Bahasa Indonesia
Kongres bahasa Indonesia sebagai wahana pembinaan
dan pengembangan bahasa telah dilakukan dari Kongres Bahasa Indonesia I sampai
dengan Kongres Bahasa Indonesia VII. Kongres Bahasa Indonesia I dilaksanakan di
Solo pada tanggal 25-27 Juli 1938 dengan tujuan mencari pedoman bagi para
pemakai bahasa, mengatur bahasa, dan mengusahakan agar bahasa Indonesia dapat
tersebar lebih luas karena anggapan segelintir orang menganggap bahwa bahasa
Indonesia belum teratur. Kongres tersebut menghasilkan keputusan tentang
kedudukan bahasa,pengembangan bahasa, dan pembinaan bahasa. Pencetus gagasan
penyelenggaraan kongres ini dalah wartawan harian Soeara Oemoem, Surabaya.
Kongres Bahasa Indonesia ke II diselenggarakan di
Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954 dengan tujuan yang sama dengan
Kongres Bahasa Indonesia I. Dalam kongres itu dibicarakan tata bahasa dan ejaan,
bahasa Indonesia perundang-undangan, bahasa Indonesia dalam kuliah, bahasa
Indonesia dalam film, dan bahasa Indonesia dalam pers. Kongres tersebut
menghasilkan keputusan tentang kedudukan bahasa, pengembangan bahasa, dan
pembinaan bahasa Indonesia.
Kongres Bahasa Indonesia ke III diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3 November 1978. Tujuan kongres itu adalah
memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa
nasional, maupun sebagai bahasa negara. Hal yang dicapai adalah simpulan dan
tindak lanjut pembinaan dan pengembangan bahasa dalam:
1.
Bidang
kebudayaan, agama, sosioal, politik dan ketahanan sosial
2.
Bidang
pendidikan
3.
Bidang
komunikasi
4.
Bidang
kesenian
5.
Bidang
linguistik
6.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi
Kongres
Bahasa Indonesia ke IV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21-26 November
1983. Kongres itu bertujuan memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
sebagai sarana komunikasi pemerintahan, sarana pengembangan dan teknologi
modern. Keputusan yang dicapai adalah berbagai konsep pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dalam hubungannya dengan pelaksanaan
pembangunan nasional.
Kongres
Bahasa ke V diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-3 November 1988.
Pada kongres ini diluncurkan dua buah buku, yaitu Kamu Besar Bahasa Indonesia
dan Tata Bahasa Indonesia Baku. Kongres bahasa Indonesia V diselenggarakan
bertepatan dengan peringatan 60 tahun sumpah pemuda. Kongres ini bertujuan
memantapkan bahasa Indonesia sehubungan dengan perannya untuk memperlancar
usaha pencerdasan bangsa, sebagai jembatan tercapainya kesejahteraan sosial
yang adil dan merata. Kongres ini menghasilkan putusan berupa putusan umum dan
tidak lanjut, yang meliputi bidang kebahasaan, bidang kesastraan, bidang
pengajaran bahasa, dan bidang pengajaran sastra.
Kongres
Bahasa Indonesia ke VI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober-2
November 1993.pada kongres ini terdapat peserta dari negara lain sebagai
pemakalah yang mengemukakan bagaimana bahasa Indonesia dipelajari di luar
negeri. Negara luar negeri yang ikut serta adalah Amerika Serikat, Australia,
Belanda, Brunei Darussalam, India, Italia, Jepang, Jerman, Korea Selatan,
Malaysia, Republok Rakyat Cina, Rusia dan Singapura. Tujuan kongres adalah
menetapkan peran bahasa Indonesia dan sastra Indonesia dalam pembangunan
bangsa, pengembangan bahasa dan sastra , pembinaan bahasa dan sastra,pengajaran
bahasa dan sastra, serta perkembangan bahasa Indonesia di luar negeri.
2.5 Kegiatan Peningkatan Mutu Sumber Daya Para Pakar
Kegiatan
ini dilakukan dengan berbagai jalur. Pertama, para pelaksana pembinaan dan
pengembangan bahasa dan sasra disekolahkan pada jalur pendidikan yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Dari kegiatan tersebut telah dihasilkan beberapa doktor
dan beberapa megister yang mengkhususkan diri pada bidangnya masing-masing
kegiatan ini terus dilaksanakan. Kedua,
para tenaga teknis pusat pembunaan dan pengembangan bahasa mengikuti penataran
bahasa dan sastra dalam beberapa tahap. Ketiga, para pengajar bahasa dan nonbahasa
ditatar dengan berbagai pola penataran tentang bahasa Indonesia
sehingga diterapkan pengajar di SD, SLTP dan SLTA dapat menjadi tenaga
pelakana kegiatan bahasa yang andal. Keempat, para pejabat dan aparat yang
mempnyai wewenang dalam berbagai kegiatan,termasuk kegiatan kebahasaan, diberi
pengetahuan dan pengertian tentang pentingnya pembinaan dan pengembangan
bahasa. Kelima, para pemimpin redaksi mendapat suntikan pula dalam membina
bahasa untuk dapat memakai bahasa Indonesia. Keenam, berbagai jalur lain yang
memungkinkan bahasa dapat terbina dan terkembang pada beberapa orang tokoh
masyarakat juga ditangani dengan baik.
2.6 Kegiatan Penyuluhan Bahasa di Luar Bulan Bahasa
dan Sastra
Kegiatan
penyuluhan bahasa dianggap sebagai usaha pelengkap penyebaran hasil kodifiksi
bahasa melalui bentuk lisan dan tulisan. Disamping itu, penyuluhan juga
merupakan penerangan terhadap hal-hal kebahasaan yang belum terungkap dalam
hasil kodifikasi itu. Penyebaran kamus Besar Bahasa Indonesia, misalnya
kadang-kadang harus diikuti oleh kegiatan penyuluhan bahasa karena pada saat
kamus tersebut disebarkan, kata-kata baru telah bermunculan. Dengan kegiatan
penyuluhan bahasa seperti itu kekurangan yang ada dalam kamus tersebut dapat dijelaskan atau diatasi.
Jika
dilihat jenis kelompok sasaran pembinaan dan pengembangan bahasa, penyuluhan
bahasa dapat ditujukan kepada tiga khalayak. Ketiga khalayat tersebut antara
lain:
1.
Penyuluhan
Khalayak Umum
2.
Penyuluhan
Kelompok Khusus
3.
Penyuluhan
Orang Seorang
2.7 Kegiatan Penelitian
Bahasa dan Sastra
Penelitian bahasa dan sastra merupakan kegiatan yang
mendukung pekerjaan mengembangkan bahasa. Setiap tahun terdapat lebih dari 20
buah hasil penelitian bahasa dan sastra yang terdapat diberbagai lembaga
pemerintah dan swasta. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya untuk
hal berikut.
1.
Mengembangkan
bahasa dan sastra Indonesia yang memenuhi tuntutan kehidupan masyarakat
Indonesia modern dalam berbagai aspek, seperti aspek politik, ekonomi, ilmu
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
2.
Melestarikan
bahasa dan sastra daerah sebagai warisan budaya bangsa serta memanfaatkannya
sebagai sumber dalam pengembangan bahasa dan sastra Indonesia.
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kebijaksanaan bahasa nasional merupakan suatu
persoalan yang rumit. Kegiatan kebijaksanaan bahasa nasional itu memasuki suatu
kegiatan secara nyata. Kegiatan kebijaksanaan bahasa nasional itu telah
memasuki berbagai jalur. Pengolahan persoalan kebahasaan di Indonesia telah
dilakukan dengan baik.
3.2 Saran
Pembinaan dan pengembangan bahasa sangat perlu
ditingkatkan dan dikembangkan. Dengan adanya pembinaan bahasa maka akan
menjadikan bahasa Indonesia menjadi tetap bisa berkembang. Jadi, pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus ditingkatkan setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tasai, S. Amran dan
Abdul Rozak Zaidan. 2002. Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitasn Universitas
Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar