Fungsi utama bahasa adalah sebagai
alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki
manusia. Di dalam kehidupan bermasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga
menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa adalah
alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna, dibandingkan dengan
alat-alat komunikasi lain, termasuk juga komunikasi yang dipakai para hewan.
2.1 Hakikat Bahasa
Kalau kita membuka buku linguistik dari berbagai pakar akan kita jumpai
berbagai rumusan mengenai hakikat bahasa. Rumusan-rumusan itu kalau dibutiri akan
menghasilkan sejumlah ciri yang merupakan hakikat bahasa. Ciri-ciri yang
merupakan hakikat bahasa, antara lain sistem bunyi, berupa bunyi, bersifat
arbiter, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa sendiri merupakan
sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagi sebuah sistem, bahasa selain
bersifat sistematis juga bersifat sistemis.
Sistem bunyi yang dibicarakan di atas adalah berupa lambang-lambang dalam
bentuk bunyi. Artinya, lambang-lambang itu berbentuk bunyi, yang lazim disebut
ujar dan bunyi bahasa.setiap lambang bahasa melambangkan suatu yang disebut
makna atau konsep. Jika ada lambang bahasa yang tidak bermakna atau tidak
menyatakan suatu konsep, maka lambang tersebut bukan termasuk sistem suatu
bahasa.
Lambang bunyi itu bersifat arbiter. Artinya, hubungan atara lambang engan
yang dilambangkannya tidak bersifat wajib, bisa berubah, dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Bukti
kearbiteran ini juga dapat dilihat dari banyaknya sebuah konsep yang
dilambangkan dengan beberapa lambang bunyi yang berbeda. Misalnya, untuk
konsep ‘setumpuk lembaran kertas
bercetak dan berjilid’ dalam bahas Indonesia disebut [buku] atau [kitab]. Meskipun lambang-lambang bahasa itu bersifat
arbiter tetapi juga bersifat
konvensional. Artinya, setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya.
Bahasa itu bersifat produktif, artinya dengan sejumlah unsur yang terbatas,
namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Selain itu
bahasa bersifat dinamis, maksudnya bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan
perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau
pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis,
sintaksis, maupun pada tataran leksikon.
Bahasa itu bersifat manusiawi, artinya bahasa sebagai alat komunikasi
verbal yang hanya dimiliki manusia.
Hewan itu tidak mempunyai bahasa, yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi
yang barupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis.
Dikuasi oleh hewan itu secara instingtif atau secara naluri. Padahal manusia
dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluri, melainkan dengan
cara belajar. Hewan tidak mempunyai
kemampuan untuk mempelajari bahasa manusia. Oleh karena itulah dikatakan
bahwa bahasa itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki manusia.
Ciri-ciri bahasa yang menjadi indikator akan hakikat bahasa adalah
menurut pandangan linguistik umum yang melihat bahasa sebagai bahasa.
2.2 Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah mempunyai
sejarah yang sangat panjang jika kita menelusuri sejarah studi bahasa pada masa
lalu. Menurut Wardhough (1972:3-8) juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah
alat komunikasi manusia baik tertulis maupun lisan.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit sebab seperti dikemukakan Fishman
(1972) bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik ‘ who speak what language
to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa itu antara
lain dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat
pembicaraan.
Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu bersifat personal atau pribadi.
Maksudnya, Si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi
lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan
tuturannya.
Dari segi pendengar, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur
tingkah laku pendengar. Disini bahasa itu tidak “hanya membuat si pendengar
melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimaui si
pembicara.
Bila dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa ini
berfungsi fatik, yaitu fungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan
perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial.
Bila dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi reverensial.
Disini bahasa itu berfungsi sabagai alat untuk membicarakan objek atau
peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada
umumnya.
Kalau dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa itu berfungsi
metalingual, yakni bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
Sedangkan dilihat dari segi amanat yang akan disampaikan, maka bahaa itu
berfungsi sebagai imaginatif. Sesungguhnya, bahasa itu dapat digunakan untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang
hanya imajinasi saja.
2.3 Hakikat Komunikasi
Terdapat tiga komponen yang harus ada dala
setiap proses komunikasi, yaitu:
1.
Pihak yang berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima
informasi yang dikomunikasikan, yang lazim disebut partisipan.
2.
Informasi uyang dikomunikasikan.
3.
Alat yang digunakan dalam komunikasi itu.
Pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi tentunya ada dua orang
atau dua kolompok orang, yaitu pertama yang mengirim informasi dan yang kedua
yang menerima informasi. Informasi yang disampaikan tetntunya berupa suatu ide,
gagasan, keterangan, atau pesan.
Suatu proses komunikasi memang sering kali tidak dapat berjalan dengan
mulus karena adanya gangguan atau hambatan. Tiadanya kesadaran dari salah satu
pihak partisipan merupakan suatu hambatan. Gangguan atau hambatan lain,
misalnya, daya pendengaran salah satu partisipan yang kurang baik, suara bising
di tempat komunikasi berlangsung, atau juga kemampuan pengguanaan bahasa yang kurang.
Komponen
selanjutnya dalam peristiwa komunikasi adalah alat komunikasi yang digunakan,
yaitu bahasa, tanda-tanda dan gerak gerik tubuh. Berdasarkan alat yang
digunakan dibedakan dua macam komunikasi, yaitu:
1.
Komunikasi non-verbal
2.
Komuniasi verbal
2.4 Komunikasi Bahasa
Ada dua macam komunikasi bahasa, yaitu komunikasi searah dan komunikasi dua
arah. Dalam komunikasi searah, sicpengirim tetap sebagai pengirim, dan si
penerima tetap sebagai penerima. Dalam komunikasi dua arah, secara
berganti-ganti si pengirim bisa menjadi penerima, dan penerima bisa jadi si
pengirim.
Bahasa itu dapat mempengaruhi perilaku manusia. Maka kalau si penutur ini
ingin mengetahui respon si pendengar terhadap pendengarnya, dia bisa melihat
umpan balik, yang dapat berwujud perilaku tertentu yang dilakukan pendengar
setelah mendengar tuturan si penutur. Dengan demikian, umpan balik berfungsi
sebagi sistem mengecek respon, yang jika diperlihatkan si penutur dapat
menyesuaikan diri dalam menyampaikan pesan berikutnya.
2.5
Keistimewaan Bahasa
Manusia
Setidaknya ada tiga pakar yang tertarik pada masalah ini, yaitu Hockett,
Mc. Neill, dan Chomsky. Bila disarikan dari Mc. Neill dan Hockett setidaknya
terdapat beberapa butir ciri khusus yang membedakan sistem komunikasi bahasa
dari sistem komunikasi mahluk lainnya. Beberapa ciri itu adalah sebagai
berikut.
1.
Bahasa dapat tersiar ke segala arah, tetapi penerimaannya
terarah. Maksudnya, bunyi bahasa yang diucapkan
dapat didengar di semua arah karena suara atau bunyi bahasa itu merambat
melalui udara, tetapi penerima dapat mengetahui dengan tepat dari mana arah
bunyi bahasa itu datang.
2.
Lambang bahasa yang berupa bunyi itu cepat hilang setelah
diucapkan.
3.
Partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling
berkomunikasi. Artinya, seorang penutur bisa menjadi seorang pengirim lambang
dan dapat juga menjadi penerima lambang itu.
4.
Komunikasi bahasa mempunyai spealisasi. Maksunya, manusia
dapat berbicara tanpa harus mengeluarkan gerakan-gerakan fisik yang mendukung
proses komunikasi itu.
5.
Lambang-lambang bunyi dalam komunikasi bahasa adalah
bermakna atau merujuk pada hal-hal tertentu.
6.
Hubungan antara lambang bahasa dengan maknanya bukan
ditentukan oleh adanya suatu ikatan antara keduanya, tetapi ditentukan oleh
suatu persetujuan dan konvensi diantara penutur suatu bahasa.
7.
Bahasa sebagai alat komunikasi manusia dapat dipisahkan
menjadi unit satuan-satuan, yakni kalimat, kata, morfem dan fonem.
8.
Rujukan atau yang sedang dibicarakan dalam bahasa tidak
harus selalu ada pada tempat dan waktu kini.
9.
Bahasa bersifat terbuka. Artinya, lambang-lambang ujaran
baru dapat dibuat sesuai dengan
keperluan manusia.
10.
Kepandaian dan kemahiran untuk menguasai aturan dan
kebiasaan berbahasa manusia diperoleh dari belajar, buka melalui gen-gen yang
dibawa dari lahir.
11.
Sehubungan dengan ciri (12) diatas, bahasa dapat
dipelajari. Artinya, seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan, misalnya dalam
bahasa A dapat mempelajari bahasa lain, yang bukan bahasa lingkungannya.
12.
Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan yang benar dan
yang tidak benar, atau yang tidak bermakna secara logika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar