Agar
kita dapat menyampaikan isi pembicaraan di depan kamera dengan baik, maka perlu
kita persiapkan segala sesuatunya. Persiapan tersebut meliputi langkah-lagkah
sebagai berikut.
1. Menentukan Topik dan Tujuan
Jika kita menentukan topik pembicaraan,
maka kita harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a. Topik yang kita pilih sebaiknya sudah
kita ketahui serba sedikit dan kita mempunyai kemungkinan untuk memperoleh
bahan dan informasi untuk melengkapinya.
b. Kita sebagai pembicara harus tertarik
dengan topik yang kita pilih. Bila kita tidak tertarik dengan topik, maka
persiapan yangkita lakukan tidak bisa optimal.
c. Topik yang kita pilih hendaknya
menarik perhatian pendengar.
d. Tingkat kesulitan persoalan yang kita
bawakan harus kita sesuaikan dengan tingkat kemampuan pendengar. Persoalan yang
akan kita sampaikan jangan sampai melampaui daya tangkap pendengar. Sebaliknya
jangan pula terlalu rendah, sebab dapat mengurangi perhatian pendengar
terhadapisi pembicaraan kita.
e. Topik yang kita pilih hendaknya
disesuaikan dengan waktu yang disediakan. Bila pembicaraan kita melampaui waktu
yang ditentukan, dapat menimbulkan perhatian pendengar berkurang atau bahkan
akan lenyap sama sekali.
f. Topik yang kita pilih jangan
terlalu luas, melainkan harus kita batasi dan disesuaikan dengan waktu yang
disediakan.
Tujuan pembicaraan di depan kamera
bergantung pada keadaan dan keinginan kita. Secara umum, jika kita ingin
berbicara di depan kamera, kita dapat membedakan tujuan pembicaraan atas lima
kemungkinan yaitu:
a. Mendorong, jika kita berusaha memberi
semangat, membangkitkan kegairahan atau menekan perasaan yang kurang baik
memilih alternatif tujuan yang ingin kita capai, serta menunjukkan rasa hormat
dan pengabdian.
b. Meyakinkan, jika kita berusaha mempengaruhi
keyakinan, sikap mental dan intelektual para pendengar.
c. Berbuat atau bertindak, jika kita
menghendaki adanya tindakan atau reaksi fisik dari pendengar.
d. Memberitahukan, jika kita ingin
memberi informasi kepada pendengar agar mereka mengerti tentang suatu
persoalan.
e. Menyenangkan, jika kita
bermaksud menyenagkan pendengar.
2. Menganalisis Situasi dan Pendengar
Dalam menganalisis sesuatu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.
Maksud pengujung mendengarkan uraian.
b.
Adat kebiasaan atau tata cara kehidupan pendengar.
c.
Susunan acara, kita diberi kesempatan di awal, di tengah atau di akhir acara.
d. Tempat pembicaraan berlangsung di
alam terbuka atau di dalam ruangan, ada tempat duduk atau tidak, ada pengeras
suara atau tidak, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan Bahan
Setelah topik dipilih, tujuan
dirumuskan, dan analisis situasi dan pendengar kita lakukan, tahap berikunya
adalah kta mengumpulkan bahan pembicaraan yang diperlukan. Yang dimaksud bahan
pembicaraan adalah semua informasi atau data yang diperlukan untuk
mengembangkan topik pembicaraan kita. Bahan tersebut dapat berupa
contoh-contoh, perbandingan, sejarah kasus, hubungan sebab akibat, pengujian
atau pembuktian, angka-angka, kutipan-kutipan, dan sebagainya yang dapat mengembangkan
gagasan.
4. Membuat Kerangka Uraian
Agar kita mudah dalam menyusun suatu
uraian pembicaraan kita harus membuat kerangka uraian terlebih dahulu. Kerangka
uraian yang dibuat itu sebaiknya kita buat terperinci dan tersusun dengan baik.
Dalam kerangka tersebut, topik yang kita bahas kita bagi menjadi beberapa
bagian. Kerangka yang kita buat menjadi pedoman bagi kita dalam berbicara,
sehingga kita dapat berbicara secara sistematis.
5. Menguraikan Secara Mendetail
Uraian pembicaraan kita susun berdasarkan
kerangka pembicaraan yang kita buat sebelumnya. Dengan kerangka yang terperinci
dan tersusun baik, penguraian gagasan tidak akan mengalami kesulitan yang
berarti. Teknik penyusunan uraian tersebut antara lain:
a. Dalam pengantar uraian perlu kita
sampaikan suatu orientai mengenai apa yang akan kita uraiakan, serta bagaimana
usaha untuk menjelaskan setiap bagian itu.
b. Dalam memasuki materi uraian, kita
harus menekankan bagian yang penting yang sudah kita kemukakan di awal
orientasi.
c. Pada akhir uraian, kita menyampaikan
ikhtisar seluruh uraian itu agar para pendengar dapat memperoleh gambaran
secara bulat mengenai seluruh persoalan yang baru kita bicarakan.
6. Berlatih dengan Suara Nyaring
Sebelum kita tampil berbicara di depan kamera
sebaiknya lebih dahulu mengadakan latihan dengan suara nyaring. Dengan
melakukan latihan, kita akan dapat membiasakan diri dan
menemukan gaya dan cara yang tepat. Di dalam latihan tersebut kita harus dapat
membanyangkan seolah-olah sedang berbicara di depan para pendengar. Untuk
latihan tersebut dapat kita lakukan dengan jalan menyendiri, apakah di tepi
pantai, di kamar mandi, di depan kaca, di kamar tidur, dan sebagainya.
informasi yang sangat bagus sekali
BalasHapusperbedaan auditor internal dan eksternal
Terimakasih atas informasinya:)
BalasHapusTerimakasih atas informasinya, sangat membantu
BalasHapus