2.1
Landasan
Pemikiran
Belajar
kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk kerja sama dalam
menguasai meteri yang diberikan guru
(Slavin, 1995; Eggen & Kauchak). Artzr & Newman (1990:448) menyatakan
bahwa dalam belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memilik
tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Di
dalam kelas koperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis
kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama
bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan
materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk
mencapai ketuntasan belajar.
Selama
belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya elama beberapa
kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat
bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif,
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan
sebagainya. Agar terlakana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang
berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
yangdisajikan guru dan saling membantu di antara teman sekelompok untuk
mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota
kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.
2.2
Tujuan
Pembelajaran Kooperatif
Ide
utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan
bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Johnson & Johnson (1994)
menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar
siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu
maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan
sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar
belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses
kelompok dan pemecahan masalah.
Manfaat
penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangu kesenjangan pendidikan
khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar
kooperatif da[at mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan
belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki
prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas yang kuat.
Pembelajarn
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerja secara berkolaborasi mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran
kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap keagamaan dan pengembangan keterampilan
sosial.
Keterampilan
sosial berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatih keterampilan-keterampilan kerja
ama dan keterampilan tanya jawab.
2.3
Unsur
Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Johnson & Johnson (1994) dan Sutton (1992), terdapat lima unsur penting
dalam belajar kooperatif, yaitu:
a. Saling
ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
b. Interaksi
antar siswa yang semakin meningkat.
c. Tanggung
jawab individual.
d. Keterampilan
interpersonal dan kelompok kecil.
e. Proses
kelompok.
Konsep utama dari
belajar kooperatif menurut Slavin (1995), adalah sebagai berikut.
a.
Penghargaan kelompok
b.
Tanggung jawab
individual
c.
Kesempatan yang sama
untuk sukses
2.4
Implikasi
Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut
Ibrahim, dkk. (2000), bahwa belajar kooperatif dapat mengembangkan tingakat
laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa dan dapat
mengembangkan kemampuan akademis siswa.
Menurut
Davidson (1991) memberikan implikasi pisitif dalam pembelajaran dengan
menggunakan strategi belajar kooperatif, yaitu sebagai berikut.
a.
Kelompok kecil
memberikan dukungan sosial untuk belajar.
b.
Kelompok kecil
menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa.
c.
Suatu masalah idealnya
cocok untuk didiskusikan secara kelompok, sebab memiliki solusi yang dapat
didemonstrasikan secara objektif.
d.
Siswa dalam kelompok
dapat membantu siswa lain untuk mengusai masalah-masalah dasar dan prosedur
perhitungan yang perlu dalam konteks permainan, teka-teki, atau pembahasan
masalah-masalah yang bermanfaat.
e.
Ruang lingkup materi
dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat bila didiskusikan.
2.5
Lingkungan
Belajar dan Sistem Pengelolaan
Keterampilan
kooperatif berfungsi untuk melancarkan peranan hubungan kerja dan tugas.
Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar
anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dapat dilakukan dengan membagi tugas
antar anggota kelompok.
Lungren menyusun keterampilan-keterampilan koperatif
tersebut secara terinci dalam tiga tingkatan keterampilan. Tingkatan tersebut
yaitu:
a.
Keterampilan kooperatif
tingkat awal
b.
Keterampilan kooperatif
tingkat menengah
c.
Keterampilan kooperatif
tingkat mahir
Arends
menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Siswa bekerja dalam
kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.
b.
Kelompok dibentuk dari
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c.
Bila memungkinkan,
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam.
d.
Penghargaan lebih
berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
2.6
Langkah-langkah
Pembelajaran Kooperatif
Terdapat
enam langkah utama di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif,
yaitu:
a.
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
b.
Menyajikan informasi
c.
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok kooperatif
d.
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
e.
Evaluasi
f.
Memberikan penghargaan
B.
Beberapa
Variasi Dalam Model Cooperative Learning
Walaupun
prinsip pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari
model tersebut. Setidaknya terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan
bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Yaitu STAD, JIGSAW, TGT, TPS, NHT.
terima kasih atas informasinya izin untuk jadi referensi makalah
BalasHapus