Analisis Puisi “Dengan Puisi
Aku” Karya Taufiq Ismail
Oleh: Edi Susilo
Dengan Puisi Aku
Oleh: Taufiq Ismail
dengan puisi aku bernyanyi
sampai senja umurku nanti
dengan puisi aku bercinta
berbaur cakrawala
dengan puisi aku mengenang
keabadian yang akan datang
dengan puisi aku menangis
jarum waktu bila kejam mengiris
dengan puisi aku mengutuk
napas jaman yang busuk
dengan puisi aku berdoa
perkenankanlah kiranya
sampai senja umurku nanti
dengan puisi aku bercinta
berbaur cakrawala
dengan puisi aku mengenang
keabadian yang akan datang
dengan puisi aku menangis
jarum waktu bila kejam mengiris
dengan puisi aku mengutuk
napas jaman yang busuk
dengan puisi aku berdoa
perkenankanlah kiranya
A. Analisis Makna Puisi
1. Makna Esensial
Makna esensial merupakan makna yang
mendasar atau makna keseluruhan yang biasanya terdapat dalam bagian akhir sajak
dalam puisi. Seringkali kita lihat sebuah sajak membeberkan semacam klimaks,
sehingga informasi yang hakiki, yang menentukan makna keseluruhannya. Makna
esensial pada puisi Dengan Puisi Aku karya
Taufiq Ismail mengungkapkan suatu curahan hati seseorang
tentang kondisi hidupnya. Orang atau tokoh aku yang ditampilkan oleh pengarang
itu seolah-olah dia melakukan apa saja dengan menggunakan puisi. Tokoh ‘aku’
lirik berusaha untuk menerima kenyataan yang ada setelah masa lalu yang
dialaminya berlalu walaupun kenyataan itu menyakitkan. Tokoh ‘aku’ lirik
bertekad untuk menerobos masa depan yang baik.
2. Kata Kunci
Kata kunci
merupakan kata yang sering diulang penyair dalam puisinya, misalnya kata yang
menujukan waktu dan tempat, kata asing, atau kata yang sengaja diberi perhatian
khusus oleh penyair dengan memberi garis bawah, mencetak miring, dan
sebagainya.
Kata kunci yang
terdapat dalam puisi Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail ini adalah ungkapan atau
frase /Dengan Puisi Aku/. Kata tersebut
sebagai kata kunci karena dalam puisi tersebut ungkapan /Dengan Puisi Aku/ mengalami pengulangan beberapa kali. Pengulangan
ungkapan /Dengan Puisi Aku/ terdapat
pada larik pertama /dengan puisi aku
bernyanyi/, larik ketiga /dengan
puisi aku bercinta/, larik kelima /dengan
puisi aku mengenang/, larik ketujuh /dengan
puisi aku menangis/, larik kesembilan /dengan
puisi aku mengutuk/, dan larik
kesebelas /dengan puisi aku berdoa/.
3. Kata Inti
Kata
inti merupakan kata yang paling pokok dan penting. Puisi yang berjudul Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail memiliki
kata yang paling penting sebagai kata inti. Kata inti yang terdapat dalam puisi
itu adalah kata ‘aku’ lirik. Kata ini
menjadi inti karena ‘aku’ lirik merupakan pokok dari keseluruhan isi puisi.
Kata ‘aku’ lirik menjadi salah satu
topik dari puisi tersebut karena mengungkapkan perasaan
menyesal, sakit hati, kepedihan, dan penyesalan terhadap sesuatu yang
dilakukannya pada masa dulu.
4. Pembanding
Puisi
Kata
kunci dalam puisi Dengan Puisi Aku karya
Taufiq Ismail ini dapat kita bandingkan dengan puisi-puisi karya penulis lain.
Kata kunci pada puisi yang berjudul
Dengan Puisi Aku ini terdapat pada larik /dengan puisi aku bernyanyi/ dapat kita bandingkan dengan puisi karya Sutardji Calzoum Bachri yang
berjudul Perjalanan Kubur dengan
larik /aku menggali-gali dalam diri/ ini mempunyai makna yang berbeda. Kata /aku/ lirik pada puisi Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail ini menunjukkan
tentang ungkapkan isi hati pengarang, sedangkan kata /aku/ lirik pada puisi Perjalanan Kubur karya Sutardji Calzoum Bachri ini
menunjukkan rasa keingintahuan akan sesuatu yang dia jalani.
Puisi yang berjudul Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail pada larik /dengan puisi aku bernyanyi/ juga dapat dibandingkan dengan puisi yang
berjudul Puisi Jalanan karya Emha Ainun Najib pada larik /aku ingin jadi karib mereka/ ini
mempunyai makna yang berbeda. Kata /aku/ lirik pada puisi Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail ini menunjukkan tentang
ungkapan hati pengarang, sedangkan kata /aku/
lirik pada puisi Puisi Jalanan karya Emha Ainun Najib ini menunjukkan
rasa kepedulian terhadap sesama manusia.
Puisi yang berjudul Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail pada larik /dengan puisi aku bernyanyi/ juga dapat dibandingkan dengan puisi yang
berjudul Gadis Peminta-Minta karya Toto
Sudarto Bachtiar pada larik /ingin
aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil/ ini mempunyai makna yang berbeda. Kata /aku/ lirik pada puisi Dengan Puisi Aku karya
Taufiq Ismail ini menunjukkan tentang ungkapan hati pengarang, sedangkan kata /aku/ lirik pada puisi Gadis Peminta-Minta karya Toto Sudarto
Bachtiar ini menunjukkan keperihatinan terhadap seorang gadis kecil yang
menjadi pengemis.
4.
Gaya Bahasa
Kita melihat
gaya secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan
diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya.
Dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya
bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang
yang mempergunakan bahasa itu.
Gaya bahasa yang sering
digunakan dalam membangun sebuah puisi. Puisi yang berjudul Dengan Puisi Aku karya Tuafiq Ismail ini
juga menggunakan gaya bahasa. Puisi di atas,
terlihat adanya gaya bahasa perumpamaan yaitu pengarang mengumpamakan puisi
sebagai suatu yang bisa digunakan untuk apa saja. Puisi dianggap sebagai suatu
sarana atau alat. Gaya bahasa
perumpamaan dalam puisi Dengan Puisi Aku karya
Taufiq Ismail terlihat pada larik pertama /dengan
puisi aku bernyanyi/, larik ketiga /dengan
puisi aku bercinta/, larik kelima /dengan
puisi aku mengenang/, larik ketujuh /dengan
puisi aku menangis/, larik kesembilan /dengan
puisi aku mengutuk/, dan larik
kesebelas /dengan puisi aku berdoa/.
Larik yang menggunakan gaya bahasa perumpamaan itu membuktikan bahwa pengarang
menggunakan suatu puisi untuk bernyanyi, bercinta, mengenang, menangis, menguntuk,
dan berdoa. Melihat kutipan itu, puisi dianggap sebagai sarana atau teman atau
alat yang digunakan seseorang dalam melakukan aktivitasnya atau mengungkapkan
sesuatu.
5. Aspek Bunyi
Bunyi dalam
puisi berperan penting karena bunyi menimbulkan efek dan kesan tertentu. Bunyi
dapat menekankan arti kata, mengintensifkan makna kata dan kalimat, bahkan
dapat mendukung penciptaan suasana tertentu dalam puisi. Puisi itu secara
keseluruhan didominasi oleh adaya bunyi vokal a, i, u, e, dan o.
Bunyi
yang ada pada puisi Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail yang paling menonjol
adalah vokal a dan yang kurang
menonjol adalah vokal o. Jumlah vokal dari larik pertama sampai larik dua belas
adalah vokal a ada 49, i ada 22, u ada 18, e ada 19, dan o hanya ada 1.
Rima merupakan
pola persajakan atau perulangan bunyi dalam tiap akhir larik puisi. Puisi yang
berjudul Dengan Puisi karya Taufiq
Ismail ini menggunakan rima aabb.
Pengarang dalam pembuatan puisi menggunakan rima aabb karena menggunakan rima bebas membuat puisi itu terlihat lebih
bagus.
6. Aspek Formal
Puisi yang berjudul Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail ini
termasuk dalam jenis puisi diaphan. Makna dari puisi ini mudah dimengerti apa
maksud yang ingin disampaikan oleh Taufiq Ismail. Puisi ini menggunakan penggabungan
kata-kata yang menyebabkan bahasa kias, tetapi pembaca masih dapat dengan mudah
menerjemahkan isi dari puisi tersebut.
a. Tipografi
Tipografi merupakan tampilan wajah puisi yang
dibuat oleh pengarang. Puisi di atas memiliki tampilan larik yang seragam.
Penulisan antara larik yang satu dengan lainnya lurus kiri. Penulisan puisi itu
terlihat tidak memiliki perbedaan tiap lariknya. Puisi di atas tiap lariknya
tidak menggunakan huruf kapital, tetapi hanya ditulis dengan huruf kecil semua.
b. Enjambemen
Enjambemen selalu ada pada suatu puisi. Enjambemen
berfungsi untuk memperkuat makna dan sebagai tempat pengambilan nafas pada saat
membaca puisi. Enjambemen dapat dilakukan pada setiap satuan kata, baris atau
bait. Umumnya, pemenggalan itu terjadi pada setiap satu satuan baris. Baris
satu dan satunya terjadi pemenggalan pengucapan. Pemenggalan puisi ini
dilakukan tiap beberapa kata. Larik terdiri dari empat kata pada setiap
barisnya, maka pemenggalan dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan dua kata
pada satu baris.
Larik /dengan
puisi aku bernyanyi/ dan larik /Sampai
senja umurku nanti/ kita dapat mengambil makna pada tiap satuan kelompok
kata dalam satu penggalan. Pemenggalannya dapat dituliskan seperti kalimat
biasa, puisi itu menjadi `dengan puisi, aku
bernyanyi, sampai senja, umurku nanti`. Melihat pemenggalan
tersebut, kita bisa mengibaratkan pemenggalan itu sebagai pengganti tanda baca
yang tidak dihadirkan oleh pengarang.
7. Definisi Irama
Irama merupakan gerakan berturut-turut atau turun
naik bunyi secara beraturan. Definisi irama seharusnya memperhatikan sususan
kata yang dalam bahasa Indonesia terdiri dari dua sampai empat suku kata. Puisi
yang berjudul Dengan Puisi Aku karya Taufiq Ismail ini menggunakan
beberapa jenis irama. Larik pertama, kedua, ketiga, kelima, ketujuh, kedelapan,
kesembilan kesebelas, dan kedua belas menggunakan jenis irama molto allegro karena terdiri dari vokal a, i, u, e dan o. Larik keenam menggunakan jenis irama allegro karena hanya terdiri dari tiga vokal a, i, dan e. Larik
keempat menggunakan jenis irama andante karena terdapat dua vokal a dan e saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar