Pemerolehan Bahasa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat
menajubkan terlebih dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki
langsung oleh anak tanpa ada pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut
kepada seorang anak atau bayi. Seorang bayi hanya akan merespon ujaran-ujaran
yang sering didengarnya dari lingkungan sekitar terlebih adalah ujaran ibuya
yang sangat sering didengar oleh anak tersebut.
Seorang manusia tidak hanya dapat memiliki satu bahasa
saja melainkan seseorang bisa meperoleh dua sampai empat bahasa tergantung
dengan lingkungan sosiall dan tiangkat kognitif yang dimiliki oleh orang
tersebut.
Pada pemerolehan bahasa kita mengenal beberapa tahapan
pemerolehan bahasa itu sendiri, pemerolehan bahasa pertama itu didapatkan
seorang bayi secara langsung dari ibuya atau lingkungan yang dekat dengan bayi
tersebut, sedangkan jika pada pemerolehan bahasa kedua dan seterusnya itu didapatkan
seseorang dengan melalui proses pembelajaran.
Dengan teori pemerolehan bahasa kita ingin mengetahui
serta mengetengahkan teori yang memudahkan anak-anak belajar. Ketiga syarat ini
menentukan atau memberi kerangka bagi telaah pemerolehan bahasa. Suatu kerangka
yang di dalamnya sudut pandang kaum empiris dan kaum rasiomalis dalam menemui
ekspresi dan perasannya.
Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal
paling sedikit memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan perkataan lain setiap
anak yang normal atau pertumbuhan yang wajar, memperoleh suatu bahasa yaitu
bahasa pertama atau bahasa asli, bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupan
di dunia ini. Walaupun tidak disangkal adanya kekecualian misalnya secara
fisiologis ataupun alasan-alasan lain. Peranan pemerolehan bahasa pertama
merupakan sesuatu yang negative terhadap pemerolehan bahasa kedua. Dengan
perkataan lain, pemerolehan bahasa pertama mendapat andil untuk turut campur
tangan dalam belajar pemerolehan bahasa kedua, seperti adanya ciri-ciri
pemerolehan bahasa pertama yang ditransfer ke dalam pemerolehan bahasa kedua.
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa merupakan proses manusia mendapatkan
kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman
dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti
sintaksis,fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa
vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat.
Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang
mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan
bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang
dewasa.
Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang
tiba-tiba. Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak-anak
mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik
untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Sedangkan penertian lain perolehan
bahasa yaitu, pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang
muncul dari prestasi-prestasi mesin/motor, sosial, dan kognitif pra-linguistik.
Contoh pemerolehan bahasa misalnya seperti yang dialami
anak-anak sejak bayi dalam menguasai bahasa pertama (pemerolehan B1) atau
seseorang yang tinggal dan bergaul dalam masyarakat yang berbahasa lain/asing
melalui pergaulan. Dari pergaulan inilah akhirnya dia menguasai bahasa tersebut
(pemerolehan B2).
Ciri-ciri pemerolehan bahasa pada anak (pemerolehan B1)
adalah:
1.
Berlangsungnya secara bertahap,
berkesinambungan, tidak sekaligus, semakin lama semakin sempurna.
2.
Berkembang sejalan dengan perkembangan
kognitif, daya pikir, daya nalar anak. Pada saat daya pikir anak mulai sempurna
maka kemampuan berbahasa pertamanya itu juga mulai sempurna.
3.
Erat pula hubungannya dengan
perkembangan sosial anak karena bahasa digunakan dalam rangka komunikasi
sosial.
4.
Urutan pengenalan dan penguasaan
keterampilan berbahasanya adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Dalam melaksanakan pemerolehan bahasa pertama itu
terbukti ada beberapa strategi pelaksanaan yang digunakan anak-anak, yaitu:
1.
Strategi Peniruan (imitasi)
Apa yang dikatakan anak-anak dan bagaimana mengatakannya,
serta pemerolehan-pemerolehan bahasa lainnya. Semua itu dimulai dengan
peniruan-peniruan terhadap contoh-contoh yang ada disekitarnya.
2.
Strategi Produktivitas
Dengan perbendaharaan bahasa yang sudah dimiliki, anak
berusaha mengguanakannya sebanyak mungkin. Strategi ini dapat juga disebut
strategi praktik.
3.
Strategi Umpan Balik
Setiap kali anak menghasilkan ujaran, dia akan
memperhatikan reaksi atau respon orang: diterima, ditolak, diperbaiki dan
sebagainya. Reaksi oarang ini akan dijadikan anak sebagai umpan balik bagi
ujaran berikutnya.
4.
Startegi Prinsip Operasi
Strategi operasi berarti dalam mempelajari dan
menggunakan bahasa anak secara tidak sadar menerapkan sejumlah prinsip operasi
pemakaian bahasa seperti hindari kekecualian dan hindari pengaturan kembali.
Dalam bahasa manapun selalu ada kekecualian atau hal-hal
yang tak beraturan. Anak-anak biasanya tidak menghiraukan kekecualian ini
karena dia hanya berpedoman kepada aturan umum. Misalnya “belajar” untuk
“belajar” karana anak tahu biasanya awalan ber-
di depan kata dasar tetap ber-.
Seperti sudah dikemukakan bahwa para ahli dibidang
psikolinguistik, yang antara lain meneliti bagaimana manusia memperoleh atau
mempelajari bahasa, telah mengemukaan beberapa teori pembelajaran atau
pemerolehan bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Dua diantara
teori-teori tersebut yang paling menonjol dan sering dipertentangkan adalah
teori behavioris dan teori mentalis.
2.2 Teori Behavioris
Teori ini dimotori oleh B.F Skinner dengan bukunya Verbal Behavior (1957). Teori ini
didasarkan pada teori belajar stimulus-repon
(S-R). Berikut ini beberapa catatan pengenai teori pembelajaran atau
pemerolehan bahasa menurut teori behavioris.
1.
Teori belajar behavioris ini bersifat
empiris, didasarkan pada data yang dapat diamati.
2.
Kaum behavioaris menganggap bahwa:
-
Proses belajar pada manusia sama dengan
proses belajar pada binatang.
-
Manusia tidak mempunyai potensi bawaan
untuk belajar bahasa.
-
Pikiran anak merupakan tabula rasa yang
akan diisi dengan asosiasi S-R.
-
Semua prilaku merupakan respon terhadap
stimulus dan perilaku terbentuk dalam rangkaian asosiatif.
3.
Balajar bagi kaum behavioris adalah
pembentukan hubungan asosiatif antara stimulus dan respon yang berulang-ulang
sehingga terbentuk kebiasaan.
Pembentukan
kebiasaan ini disebut pengkondisian.
4.
Pengkondisian selalu disertai ganjaran sebagai penguatan
asosiasi antara S-R.
5.
Bahasa adalah perilaku manusia yang
kompleks diantara perilaku-perilaku lain.
6.
Anak menguasai bahasa melalui peniruan.
7.
Perkembangan bahasa seseorang
ditentukan oleh frekuensi dan intensitas latihan yang disodorkan.
Karena itu, latian tubian
sangat penting dalam pembelajaran bahasa behavioristik. Pemerolehan bahasa
seolh secara disuapi.
2.3 Teori Mentalis
Teori ini dimotori oleh Noam Chomsky (1959) dengan
membahas dan menyerang pendapat skinner. Berikut ini beberapa catatan mengenai
teori pembelajaran dan pemerolehan bahasa menurut teori mentalis.
1.
Bahasa hanya dapat dikuasai oleh
manusia.
2.
Perilaku bahasa adalah sesuatu yang
diturunkan.
3.
Pemerolehan bahasa berlangsung secara
alami.
4.
Pola perkembangan bahasa sama pada
berbagai macam bahasa dan budaya. Lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam
pemerolehan bahasa.
5.
Anak (setiap orang) sudah dibekali apa
yang disebut piranti penguasaan
bahasa ‘Language Acquisition Device (LAD)’ sebagai bawaan dari lahir yang
antara lain meliputi:
-
Kemampuan membedakan bunyi bahasa
dengan bahasa-bahasa lain;
-
Kemampuan menyusun bahasa menjadi sistem
struktur;
-
Pengetahuan yang mungkin dan tidak
mungkin diterima dalam sistem linguistik.
6.
Aliran mentalis tidak setuju menyamakan
proses belajar pada manusia dengan yang terjadi pada binatang. Manusia memiliki
akal dan pikiran yang kompleks. Binatang mempuyai naluri.
7.
Belajar bahasa tidak hanya sekedar
latihan-latihan mekanis seperti yang ditonjolkan teori behavioris, melainkan
lebih kompleks dari itu.
8.
Ada beberapa teori yang tergolong aliran mentalis ini, misalnya:
-
Teori Tatabahasa Universal
-
Teori Monitor
-
Teori Kognitif.
Seperti sudah
dikemukakan bahwa teori behavioris dan teori mentalis merupakan dua teori
belajar bahasa yang dalam banyak han bertentangan sehingga membentuk dua kubu
tempat berhimpun masing-masing pengikutnya. Dalam situasi seperti ini biasanya
selalu muncul teori-teori lain yang mencoba menjembatani atau mencari jalan
tengah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerolehan bahasa anak merupakan salah satu proses yang
dilakukan, baik secara sengaja maupun secara tidak disengaja, bahkan tidak
disengaja sama sekai. Mengenai pemrolehan bahasa ini terdapat beberapa
pengertian. Pengertian yang satu mengatakan bahwa pemerolehan bahasa mempunyai
suatu permulaan yang tiba-tiba atau mendadak. Pemerolehan bahasa pertama adalah
apabila seseorang memperoleh bahasa yang semula tanpa bahasa.
Daftar pustakanya bang
BalasHapusDaftar pustakanya bosku
BalasHapusDaftar pustaka bg
BalasHapus