Menulis Rangkuman
Oleh: Edi Susilo, S.Pd.
Rangkuman adalah bentuk ringkasan
dari suatu bacaan. Merangkum suatu
bacaan berarti memendekkan bacaan. Merangkum bacaan sama artinya mengambil inti
sari bacaan. Membuat rangkuman dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Membaca bacaan dengan cermat dan
teliti
2. Menentukan pokok pikiran atau ide
pokok setiap paragraf
3. Menyusun pokok-pokok pikiran itu
menjadi inti sari cerita
4. Menyelaraskan
dan memperbaiki kalimat-kalimat supaya menjadi paragraf yang padu dan layak
sebagai rangkuman bacaaan.
Cara untuk
menentukan dan mengetahui pokok bacaan secara cepat dan tepat, pembaca terlebih
dahulu harus memiliki pengetahuan dasar mengenai penyususnan sebuah paragraf.
Pengetahuan tersebut yaitu mengetahui letak kalimat utama. Kalimat utama
biasanya terletak pada awal paragraf (deduktif) dan akhir paragraf (induktif).
Rangkuman dapat
diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau
pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara
proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. Rangkuman dapat
pula diartikan sebagai hasil menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan
yang terpancar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman sering disebut
ringkasan yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian.
Merangkum atau
meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis dalam
menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyususn kembali
dalam sebuah tulisan yang lebih ringkas. Di dalam membuat suatu rangkuman,
penulis langsung bisa mengemukakan suatu uraian atau pembicaraan itu tanpa
harus menggunakan kalimat penyambung. Yang dimaksud dengan kalimat penyambung
itu adalah menggunakan pernyataan dengan kata-kata.
Pokok-pokok
permasalahan dalam suatu tulisan dapat diambil dari kalimat utama dalam setiap
paragraf. Kalimat-kalimat utama tersebut selanjutnya dihubung-hubungkan dengan
menggunkan konjungsi (penghubung).
Contoh:
Sampah Cermin
Kedisiplinan Masyarakat
Usaha
mempercantik kota telah menjadi program setiap
pemerintah daerah setempat dan masyarakat. Kita tentu pernah mengunjungi
beberapa kota dengan kesan yang berbeda-beda. Kota-kota itu ada yang tampak
bersih, rapi, dan indah. Wajah-wajah kota dipoles dengan tujuan agar tampak
lebih cantik, menarik, dan tercipta kesehatan.
Sebaliknya kita
juga pernah melihat kondisi kota yang berlawanan. Keadaan kota yang kotor dan
tidak menarik, misalnya bungkus dan puntung rokok, sobekan surat kabar
berceceran, aneka warna plastik, dan berbagai macam jenis sampah lain
berserakan di tanah. Keadaan itu disebabkan oleh anggota masyarakat yang belum
memahami akan pentingnya kebersihan.
Beberapa hal
lain yang dapat dicontohkan, misalnya para pedagang makanan yang membuang
sampah usahanya di sembarang tempat. Di antara pedagang-pedagang itu ada yang
membuang air pembersih piring dan mangkuk di tempat-tempat umum. Mereka punada
yang meletakkan sampah-sampahnya di tepi jalan. Keadaan kota tersebut tentu
akan mengurangi tingkat kesehatan masyarakat.
Masalah sampah
sangat erat kaitannya dengan sikap kedisiplinan masyarakat. Beberapa kota besar
dan kecil sudah mencoba memelopori cara-cara penanggulangan sampah dengan
sistem denda. Siapa saja yang membuang sampah di tempat yang tidak semestinya,
akan dikenakan denda. Mereka harus membayar sejumlah uang.
Sistem denda
sebenarnya kurang baik, namun realita menyatakan lain. Pemberlakuan sistem
denda bagi pelanggar kebersihan ternyata berhasil membebaskan kota dari ancaman
sampah. Salah satu contoh yaitu Bangil sebuah kota kecil yang tampak sangat
menyenangkan. Kita akan sangat senang bila berada di tengah kota itu karena
bersih dan sehat. Kotak-kotak sampah dipasang di tepi-tepi jalan. Tidak ada
sedikit pun sampah yang tercecer di tanah. Semua orang yang melewati kota itu
secaraspontan ikut menjaga kebersihan kota. Mereka seakan-akan menerima amanat
untuk menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan bersih tersebut merupakan
cermin kedisiplinan masyarakat setempat yang dapat ditiru oleh siapa pun.
Pokok pikiran:
1. Paragraf pertama adalah usaha mempercantk
kota telah menjadi program setiap pemerintah daerah setempaat dan masyarakat.
2. Paragraf kedua adalah keadaan itu disebabkan
oleh anggota masyarakat yang belum memahami akan pentingnya kebersihan
3. Paragraf ketiga adalah keadaan kota tersebut
tentu akan mengurangi tingkat kesehatan masyarakat.
4. Paragraf keempat adalah masalah sampah sangat
erat kaitannya dengan sikap kedisiplinan masyarakat.
5. Paragraf kelima adalah lingkungan bersih
tersebut merupakan cermin kedisiplinan masyarakat setempat yang dapat ditiru
oleh siapa pun.
Rangkuman: Usaha
mempercantk kota telah menjadi program setiap pemerintah daerah setempaat dan
masyarakat. Keadaan kota yang kotor disebabkan oleh anggota masyarakat yang
belum memahami akan pentingnya kebersihan, hal ini tentu akan mengurangi
tingkat kesehatan masyarakat. Masalah sampah sangat erat kaitannya dengan sikap
kedisiplinan masyarakat. Lingkungan bersih tersebut merupakan cermin
kedisiplinan masyarakat setempat yang dapat ditiru oleh siapa pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar